Loading...
EKONOMI
Penulis: Putu Ayu Bertyna Lova 07:43 WIB | Kamis, 18 Juli 2013

Gelar Batik Nusantara 2013, Mengangkat Seni dan Bisnis Batik

Gelar Batik Nusantara 2013, Mengangkat Seni dan Bisnis Batik
Gelar Batik Nusantara 2013 (Foto-foto: dok: Yayasan Batik Indonesia)
Gelar Batik Nusantara 2013, Mengangkat Seni dan Bisnis Batik
SBY buka Gelar Batik Nusantara 2013.
Gelar Batik Nusantara 2013, Mengangkat Seni dan Bisnis Batik
Demo cara membatik pada kain.

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Gelar Batik Nusantara 2013, sebuah acara dan program yang digelar dalam upaya pelestarian budaya Indonesia, dibuka oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Pagelaran dua tahunan dalam skala internasional ini, sangat ditunggu-tunggu oleh para pelaku industri batik nusantara.

Acara diselenggarakan atas prakarsa Yayasan Batik Indonesia (YBI) yang diketuai oleh Yultin Ginandjar Kartasasmita, dan diharapkan dapat mengangkat batik dan para perajinnya ke tingkatan yang lebih baik lagi.

Pagelaran yang hadir untuk kedelapan kalinya, tahun ini mengangkat tema Innoquality, yang dalam arti luas mencakup aspek desain, material, teknologi, hingga penggunaan batik yang tidak hanya terbatas pada busana saja. Pemberian tema ini diharapkan dapat menghadirkan inovasi baru dalam industri batik. Sehingga tidak hanya mengangkat sisi seni dari batik, tapi juga sisi komersial dari batik itu sendiri.

“Dengan pengelolaan yang baik, batik juga bisa jadi bisnis. Sehingga juga dapat mensejahterakan para perajin,” kata Yultin pada Rabu (17/7) di Jakarta Convention Center. Menurut Yultin, di sinilah peran YBI, yaitu dengan memberikan pengarahan-pengarahan kepada para perajin agar barang atau produk yang dihasilkan oleh para perajin tersebut memiliki value added atau nilai tambah.

Ini sudah sewajarnya, dengan jumlah peserta di tahun ini yang sebanyak 423. Data yang dimiliki YBI menunjukan bahwa jumlah peserta dan pengunjung selalu naik dari tahun ke tahun. Dua tahun yang lalu YBI mencatat Gelar Batik Nusantara dihadiri oleh 100.000 pengunjung, dengan transaksi berjumlah Rp 34 milyar. Tahun ini, Yultin belum berani menetapkan target, walaupun besar keinginannya untuk meraih lebih dari 100.000 pengunjung dan transaksi lebih dari Rp 35 milyar.

Pendapat Yultin ini, sejalan dengan pendapat SBY yang menilai saat ini batik telah berkembang dengan sangat pesat. Dan tidak hanya hadir sebagai sarana promosi kebudayaan Indonesia, tapi juga sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurut SBY, saat ini industri batik didukung sekitar 3,5 juta orang di Indonesia. Sekitar 500.000 orang terlibat langsung dalam industri batik, dan tiga juta orang lainnya bekerja dalam industri yang menunjang industri batik.

“Maka batik juga turut memberikan kontribusi bagi penciptaan lapangan kerja dan peningkatan penghasilan rakyat,” kata SBY lagi. Dan menurut SBY, ia dan istri adalah salah satu pengagum batik dan berusaha untuk selalu mempromosikan batik.

Pada kesempatan ini pula SBY menerima penghargaan tertinggi dari YBI yaitu Kriya Pusaka. SBY dinilai berjasa dalam pengembangan batik Indonesia.     

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home