Loading...
BUDAYA
Penulis: Moh. Jauhar al-Hakimi 09:12 WIB | Sabtu, 19 Agustus 2017

Goresan Cerita di Atas Tombol Saklar

Goresan Cerita di Atas Tombol Saklar
Pameran "International Artswitch Exhibition" di Jogja Gallery Jalan Pekapalan, Kraton-Yogyakarta hingga 18-27 Agustus 2017. (Foto-foto: Moh. Jauhar al-Hakimi)
Goresan Cerita di Atas Tombol Saklar
Lukisan di atas tombol saklar berjudul "Hai" karya Alie Gopal.
Goresan Cerita di Atas Tombol Saklar
"Bhinneka Tunggal Ika" karya Butet Kartaredjasa.
Goresan Cerita di Atas Tombol Saklar
Tiga lukisan panel di atas tombol saklar berjudul "Cilukba!!!" karya Yustoni Volunteero.

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 208 seniman-perupa dari 31 negara diantaranya Jepang, Australia, Canada, China, Mesir, Belanda, Amerika Serikat, Turki, dan Indonesia merespon tombol saklar listrik berukuran 5 cm x 7 cm sebagai medium karya dengan cat acrylic, cat minyak, spidol-marker, serta modifikasi tombol menjadi sebuah karya seni.

Karya ke-208 seniman-perupa di atas tombol saklar dipamerkan dalam International Artswitch Exhibition yang digelar di Jogja Gallery dibuka pada Jumat (18/8) malam. 105 seniman-perupa asal Indonesia terlibat diantaranya dosen ISI Yogyakarta M. Dwi Marianto dan Joseph Wiyono, Agus Putu Suyadnya, Yustoni Volunteero, Alie Gopal.

Di antara karya yang dipamerkan, sebagian besar seniman Indonesia merespon dalam karya yang ringan, lucu, sederhana, dan bercerita. Seniman monolog Butet Kartaredjasa misalnya dengan karya berjudul "Bhinneka Tunggal Ika" yang digambar dengan menggunakan spidol-marker aneka warna dengan tulisan kaligrafi Arab pegon berbunyi sama Bhinneka Tunggal Ika.

Tiga karya panel dari seniman Francois Issaly asal Prancis berjudul "The Maze", "Summer" karya Cheng Han Wen (Taiwan), ataupun "Wake" karya Deborah Caney (AS) dengan permainan warna cerah banyak ditawarkan perupa manca negara.

Ciri khas masing-masing perupa kental terasa dalam karya mininya di atas tombol saklar. Karya berjudul "Raja Celeng" dengan pilihan warnanya akan dengan mudah bagi art lover ataupun pengunjung mengenali karya Djoko Pekik tersebut. Begitupun karya berjudul "Kissing" dengan figur-figur ganjil yang jauh dari proporsional, dengan jumlah anggota tubuh yang tidak proporsional dan dalam jumlah yang berganda menjadi ciri khas karya perupa Heri Dono.

Di tangan seniman-perupa, tombol saklar menjadi medium bermain-main. Yustoni Volunteero misalnya dengan lukisan anak-anak pada tiga panel saklar berjudul "Cilukba!!!", ataupun "kenakalan" perupa Bambang Herras dalam karya berjudul "Introspeksi" lengkap dengan nomor telepon yang bisa dihubungi. Untuk panduan introspeksi? Bisa jadi.

Tombol saklar menjadi salah satu benda dalam ruangan yang pertama kali dicari ketika aktivitas dan kehidupan manusia hampir tidak bisa terlepas dari penggunaan listrik sebagai salah satu sumber energi. Bisa jadi setelah tombol saklar, stop kontak berpenutup akan menjadi medium eksperimentasi karya berikutnya bagi seniman-perupa.

"International Artswitch Exhibition" akan berlangsung di Jogja Gallery Jalan Pekapalan, Kraton-Yogyakarta hingga 27 Agustus 2017.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home