Loading...
DUNIA
Penulis: Bayu Probo 06:36 WIB | Selasa, 12 Agustus 2014

Haidar al-Abadi, Perdana Menteri Baru Irak

Sebuah foto anggota parlemen Irak sekaligus partai Dawa, Haidar al-Abadi di Baghdad yang diambil pada 22 November 2009. Kubu parlemen Aliansi Nasional (National Alliance) Irak memilih Abadi sebagai calon perdana menteri menggantikan Nuri al-Maliki, ujar seorang sumber di parlemen kepada AFP pada 11 Agustus 2014. (Foto: AFP)

BAGHDAD , SATUHARAPAN.COM – Presiden Irak Fuad Massum pada Senin (11/8) menugaskan deputi ketua parlemen Haidar al-Abadi untuk menyusun pemerintahan dalam sebuah seremoni singkat yang disiarkan lewat stasiun televisi pemerintah.

“Negara saat ini berada di tangan Anda,” kata Masum kepada Abadi, yang beberapa saat sebelumnya dipilih sebagai calon perdana menteri ketimbang kandidat yang masih berkuasa yaitu Nuri al-Maliki dari blok parlemen Aliansi Nasional Syiah (Shiite National Alliance).

Abadi, seorang anggota dari partai Dawa kubu Maliki yang dianggap dekat dengan perdana menteri yang menjabat selama dua periode itu, merupakan menteri komunikasi di pemerintahan sementara menyusul penggulingan Saddam Hussein, setelah melewatkan era kekuasaan diktator itu dalam pengasingan.

Dia terpilih menjadi anggota parlemen pada 2006, dengan memimpin komite keuangan dan menjadi deputi ketua parlemen pada tahun ini.

Diplomat Senior AS Ucapkan Selamat kepada PM Baru Irak

Seorang diplomat senior Amerika Serikat (AS) yang bertanggung jawab untuk masalah di Irak pada Senin mengucapkan selamat kepada Haidar al-Abadi yang ditugaskan oleh Presiden Fuad Masum untuk menyusun pemerintahan baru sebagai perdana menteri.

“AS siap mendukung penuh pemerintahan baru Irak yang inklusif,” tambah Brett McGurk, yang merupakan deputi asisten menteri luar negeri bidang Timur Tengah.

Sebelumnya, Presiden Irak Fuad Masum meminta Abadi, sebelumnya deputi pertama ketua parlemen, untuk membentuk pemerintahan baru, meskipun terdapat penentangan dari pemimpin Irak yang masih berkuasa yaitu Nuri al-Maliki.

Maliki mengancam akan menyeret Masum ke pengadilan karena tidak memilihnya untuk terus menjabat sebagai perdana menteri. McGurk secara jelas menyatakan bahwa Washington mendukung sebuah perubahan.

“Kami menyambut baik keputusan dari Presiden Irak untuk menugaskan Perdana Menteri terpilih dari kubu terbesar di parlemen guna menyusun sebuah kabinet baru,” seperti di-tweet McGurk.

“Kami mengucapkan selamat kepada Dr Haidar al-Abadi atas terpilihnya beliau dan mendesaknya untuk segera menyusun kabinet baru dan program nasional secepat mungkin. (AFP)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home