Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 15:26 WIB | Jumat, 13 Juni 2014

Hatta Tawarkan Konsep Pembangunan NTB

Capres dan Cawapres Republik Indonesia nomor urut satu, Prabowo Subianto bersama Hatta Rajasa, dalam acara debat yang diselenggarakan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) jelang Pemilu Presiden 9 Juli 2014. (Foto: Elvis Sendouw)

LOMBOK, SATUHARAPAN.COM - Calon Wakil Presiden Republik Indonesia nomor urut dua, Hatta Rajasa menawarkan konsep pembangunan wilayah Nusa Tenggara Barat (NTB) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui upaya pengurangan kemiskinan.

"Ketika saya menjadi Menteri Perhubungan (2004), terlihat potensi NTB yang luar biasa. Saat itu bandara belum memadai. Seharusnya, bandara bisa menjadi gerbang untuk sektor ekonomi dan pariwisata," ucap Hatta, saat berkunjung ke Pondok Pesantren Nahdlatul Wathan, Jumat (13/6).

 Menurutnya, pengembangan sektor pariwisata terutama daerah khusus pariwisata di Lombok Tengah, Sumbawa, Mandalika, dan Samota. Pada daerah tersebut, pengelolannya tidak harus dari pusat, melainkan mampu dilaksanakan Pemerintah Provinsi NTB.

"Pengelolaan daerah pariwisata oleh daerah bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat seperti mengurangi kemiskinan," kata Hatta.

Selain itu ia juga menuturkan, sektor pertanian juga harus menjadi fokus pembangunan wilayah NTB. Hatta menegaskan bahwa dirinya dan Calon Presiden Prabowo sudah memiliki konsep untuk membangun NTB.

"Misalnya menjamin kecukupan energi, infrastruktur, dan semua bendungan harus segera dibangun," katanya.

Dia mengatakan NTB banyak mengirim warganya ke luar negeri untuk menjadi Tenaga Kerja Indonesia sehingga diperlukan peningkatan kemampuan TKI tersebut.

Menurut dia peningkatan kemampuan TKI itu bertujuan agar TKI tersebut berpenghasilan tinggi.

"Selama ini NTB terkenal dengan TKI yang terampil dan memiliki semangat kerja yang tinggi," ujar calon wakil presiden dari Koalisi Merah Putih itu.

Namun menurut dia, NTB harus juga mengembangkan program kewirausahaan rakyat yang mandiri melalui pelatihan.

Program itu ujar Hatta dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan individu dalam kewirausahaan.

"Apabila kewirausahaan ditekuni maka pendapatan masyarakat NTB meningkat dan bisa berkontribusi bagi pembangunan nasional," katanya.

Pendapat 65 Juta per Tahun

Hatta juga menjanjikan pendapatan masyarakat 65 juta rupiah per tahun dengan memfokuskan upaya pengurangan kesenjangan ekonomi di tiap wilayah.

"Selama era pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, pendapatan masyarakat tiga kali lipat maka di 2019 setidaknya pendapatan rakyat Rp 65 juta pertahun dengan mengurangi kesenjangan ekonomi," tutur Hatta.

Hal itu diungkapkan Hatta saat kunjungannya di Pondok Pesantren Nadhlatul Wathan yang juga dihadiri Tuan Guru Bajang Zainul Majdi.

Hatta menegaskan dirinya dan Prabowo Subianto berkomitmen untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat dalam berbagai bidang.

Dia mencontohkan dalam sektor pertanian dan kelautan, diprioritaskan mendirikan bank khusus untuk sektor tersebut.

"Kami akan mendirikan bank yang memberi pelayanan khusus bagi petani di sektor pertanian dan kelautan untuk memberi kesejahteraan bagi masyarakat," ujarnya.

Selain itu Hatta juga menekankan pentingnya membangun Sumber Daya Manusia (SDM) yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, beradab, dan berkemampuan intelektual.

Menurut dia, dirinya dan Calon Presiden Prabowo Subianto berkomirmen untuk membuat program agar pengembangan SDM menjadi sumber utama bagi kemajuan bangsa.

"Membangun SDM harus sungguh-sungguh dan apabila rakyat memberi mandat maka pembangunan SDM melalui pendidikan 12 tahun harus dibiayai negara," tegasnya.

Menurut dia, tidak boleh ada anak Indonesia yang tidak sekolah, sehingga negara harus memberikan kesempatan bagi warga negara untuk mendapatkan pendidikan yang berkualitas.

Hatta juga meminta seluruh elemen bangsa tidak membeda-bedakan antara pendidikan yang diberikan di sekolah formal dan di pondok pesantren.

"Jangan membeda-bedakan pendidikan di pondok pesantren dan pendidikan formal, sehingga tidak boleh ada diskriminasi," Hatta menambahkan.

Hatta menegaskan Pondok pesantren tetap dibutuhkan dan relevan karena memiliki sistem sosial, intelektual, dan spriritual, apabila menjadi satu makan akan membangun manusia yang berakhlak mulia, bermoral, beretika, dan berilmu pengetahuan. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home