Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 17:42 WIB | Minggu, 10 Januari 2016

INDEF: Indonesia Masih Bergantung Ekspor Komoditas

Ilustrasi: Enny Sri Hartati saat menjadi pemateri di sebuah acara di Badan Koordinasi Penanaman Modal beberapa waktu lalu. (Foto: Dok. satuharapan.com/ Prasasta Widiadi)

PEKALONGAN, SATUHARAPAN.COM - Hingga saat ini, Indonesia masih bergantung pada ekspor komoditas sehingga hal ini rentan kalah bersaing untuk menghadapi era pasar bebas,` kata Direktur Institute for Deleloment of Economic and Finance, Enny Sri Hartati.

"Oleh karena, untuk mendukung peningkatan ekspor komoditas agar bisa `go internasional` perlu adanya dukungan dari semua pihak, termasuk pemerintah," katanya pada acara "Seminar Kemandirian Ekonomi Indonesia Menuju Era Globalisasi" di Pekalongan, hari Sabtu (9/1).

Ia mengatakan saat ini nilai ekspor Indonesia hanya mencapai 10 persen sedang nilai impor mencapai 21 persen sehingga kondisi tersebut berpengaruh terhadap neraca perdagangan.

"Oleh karena, untuk menyeimbangkan neraca maka Pemerintah Indonesia memberikan stimulus kompensasi modal nasuk dan menarik investor," katanya.

Menurut dia, perkembangan perekonomian Indonesia juga bergantung pada kondisi ekonomi Tiongkok dan Amerika Serikat sebagai negara eksportir terbesar.

"Dampak penurunan perekonomian Tiongkok sebesar 1 persen turun 0,11 persen relatif berpengaruh terhadap Indonesia karena implementasinya modal yang ada di Indonesia akan `pulang kampung`," katanya.

Ia berpendapat untuk mengantisipasi ketergantungan pada negara lain, Indonesia perlu mencontoh negara India yang mengalami proses politik hampir sama dengan Indonesia.

"Transisi kepemimpinan India hampir sama dengan Indonesia, yaitu melakukan stabilisasi perekonomian, stabilisasi harga yang semula mencapai 8 persen mampu ditekan menjadi enam persen. Hal ini, berpengaruh terhadap suku bunga," katanya.

Pada kesempatan itu, Enny mengingatkan pada pelaku bisnis untuk mengambil langkah strategis dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), seperti peeningktan kualitas sumber daya manusia, perbaikan infrastruktur, penyediaan modal, dan reformasi iklim investasi.

"Adapun hal yang perlu diantisipasi pada MEA, antara lain melebarnya defisit perdagangan seiring peningkatan perdagangan barang dan implementasi MEA akan mendorong masuknya investasi ke Indonesia dan luar ASEAN," katanya. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home