Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 20:50 WIB | Jumat, 19 Desember 2014

Industri Galangan Kapal di Luar Batam Masih Lemah

Menko Maritim, Indrojono Soesilo. (FOto: Prasasta)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Guna menunjang restrukturisasi berbagai pelabuhan yang ada di Indonesia untuk menunjang kelancaran distribusi barang antar pulau di Indonesia, Menteri Koordinator Maritim Indroyono Soesilo mengingatkan perlunya produk lokal dalam proyek restrukturisasi pelabuhan atau galangan kapal.

“Tidak hanya sektor pembangkit tenaga listrik, untuk pengembangan pembangunan di pelabuhan juga akan terus didorong dan ditingkatkan kandungan komponen lokalnya,” kata Indroyono seusai menggelar pertemuan Komite Percepatan Penyediaan Infrastruktur Prioritas (KPPIP) pada Jumat (19/12) di Gedung Sawala, Kementerian Koordinator Perekonomian, Jakarta.

Beberapa waktu lalu, Indroyono kaget mendengar pengakuan Menteri Perindustrian, Saleh Husin, tentang kesenjangan antara pelabuhan di Batam, Kepulauan Riau dan luar Jawa. “Saat ini, jumlah galangan kapal di Indonesia sebanyak 198 unit. Dari jumlah itu, 110 unit tersebar di Batam dan 88 unit tersebar di wilayah lain,” kata Indroyono.

Indroyono menambahkan, 110 galangan kapal di Batam itu tergolong maju dan mampu menyerap 120.000 pekerja. Sebaliknya, di luar wilayah Batam tergolong biasa dan belum bisa bersaing. Pihaknya akan memetakan kondisi galangan dan mempelajari kelebihan galangan kapal di Batam untuk dijadikan salah satu acuan pengembangan galangan kapal di Tanah Air.

Sementara itu  Direktur Desain dan Teknologi, PT PAL Indonesia, Saiful Anwar, menuturkan kesiapan dan kesungguhan PAL Indonesia dalam mendorong terwujudnya industri galangan kapal.

“Industri galangan kapal adalah industri padat karya dan padat modal, ini merupakan potensi besar dalam perekonomian negara. Kurangnya perhatian terhadap industri yang menjadi lokomotif gerbong industri sekitar ini akan menjadi hambatan dalam keberlangsungan perekonomian negara” kata Saiful Anwar, sebagaimana dikutip dari situs BUMN tersebut..

Dalam memproduksi kapal, banyak komponen yang dibutuhkan, diantaranya komponen utama dan komponen pendukung yang tersedia di dalam negeri sangat terbatas guna pemenuhan standar yang ditetapkan.

Indroyono menyebut  bahwa kebutuhan investasi dari proyek Indonesia Sebagai Poros Maritim Dunia yang dicanangkan Presiden Joko Widodo mencapai hampir Rp 700 triliun.

Proyek-proyek yang akan dibangun antara lain, pertama, pembangunan dan pengembangan 24 pelabuhan strategis termasuk pengerukan, pengembangan terminal kontainer serta lahannya. Nilai investasi program ini sebesar Rp 243,69 triliun.

Adapun 24 pelabuhan itu, yakni Pelabuhan Banda Aceh, Belawan, Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Padang, Pangkal Pinang, Pelabuhan Panjang, Pelabuhan Tanjung Priok, Cilacap, Tanjung Perak, Lombok, Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Maloy, Makassar, Bitung, Halmahera, Ambon, Sorong, Merauke dan Jayapura.

“Ada 12 galangan kapal secara menyeluruh dengan investasi sebesar Rp 10,80 triliun,” kata Indroyono mengakhiri penjelasan kepada para pewarta.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home