Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 15:40 WIB | Sabtu, 31 Januari 2015

Industri Jamu Diharapkan Kurangi Pengangguran

Acara Senam Pagi dan Minum Jamu Bersama sejumlah menteri yang dilaksanakan di Kementerian Ketenagakerjaan Jakarta, Jumat (30/1/2015). (Foto: depnakertrans.go.id)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Industri jamu tradisional yang sedang berkembang pesat diharapkan dapat mempercepat pengurangan angka pengangguran, yang saat ini mencapai 5,94 persen atau 7,24 juta jiwa pada Agustus 2014. Selain membuka lapangan kerja sebagai karyawan perusahaan jamu, industri jamu juga membuka jalur wirausaha yang sedang berkembang, yaitu wirausaha jamu.

"Industri jamu merupakan salah satu ujung tombak masuknya produk-produk berbasis budaya lokal, dan sebagai industri bersifat padat karya yang banyak menyerap tenaga kerja," kata Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri seusai acara Senam Pagi dan Minum Jamu Bersama yang dilaksanakan di Kementerian Ketenagakerjaan di Jakarta, pada Jumat (30/1).

Hadir juga dalam kegiatan promosi jamu itu Menteri Kesehatan Nila Moeloek, Menteri Perindustrian Saleh Husin, dan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi.

Hanif mengatakan, industri jamu di Indonesia saat ini sedang berkembang dan menyerap banyak tenaga formal dan informal. Apalagi ditambah dengan upaya saintifikasi jamu yang sedang dilakukan Kementerian Kesehatan. “Melihat data di lapangan, dapat dibayangkan jika usaha jamu ini terus dikembangkan di masa datang, maka perluasan kesempatan kerja di subsektor ini harus menjadi perhatian kita semua," kata Hanif.

Hanif mengutip data dari perusahaan jamu, yang menyatakan saat ini ada 3.453 penjual jamu Sido Muncul dan 1.800 penjual Air Mancur, dengan sekitar 2-7 persen di antaranya merupakan wirausaha.

"Para penganggur dan setengah penganggur diharapkan dapat memanfaatkan kesempatan itu dengan baik, sehingga juga dapat meningkatkan kesejahteraan,” kata Hanif, sambil menambahkan Indonesia memiliki banyak produk jamu yang baik yang dapat disesuaikan dengan potensi daerah.

Hanif menekankan, industri jamu harus mempertahankan dan meningkatkan higienitas dan kualitas, sehingga dapat menjadi produk tuan rumah di negeri sendiri.

Para petani diharapkan juga dapat memanfaatkan kesempatan itu, untuk penyediaan bahan baku jamu. Pada sisi lain, Hanif mengajak pihak perbankan dan lembaga keuangan lainnya agar turut serta membantu perkembangan industri jamu di Indonesia. "Diharapkan pihak terkait seperti perbankan memberikan kemudahan dalam permodalan industri jamu, sehingga dapat berdampak positif terhadap peningkatan kesejahteraan petani, pengusaha, dan karyawan perusahaan jamu dan wirausaha," katanya.

Hanif berharap kegiatan “Senam Pagi dan Minum Jamu Bersama” itu dapat menjadi ajang sinergisitas serta momentum, untuk berkomitmen dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja dan perluasan kesempatan kerja secara optimal di industri jamu. (depnakertrans.go.id)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home