Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 20:03 WIB | Rabu, 30 September 2015

Jerman Janjikan Rp 1,65 Triliun untuk Pengungsi

Ilustrasi. Seorang pria Afghanistan berdiri bersama pengungsi dan imigran lainnya saat tiba di pulau Lesbos Yunani setelah melintasi Laut Aegea dari Turki pada 29 September 2015. Lebih dari setengah juta imigran dan pengungsi menyeberangi Mediterania menuju Eropa sepanjang tahun ini - yang 383.000 di antaranya tiba di Yunani, kata PBB. (Foto: Dok. satuharapan.com/AFP)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Jerman berkomitmen untuk memberikan tambahan sebesar 100 juta euro (sekitar Rp 1,65 triliun) kepada badan-badan PBB untuk meningkatkan bantuan bagi para pengungsi di negara asal mereka.

“Mereka yang merawat pengungsi – terutama Program Pangan Dunia (WFP) dan badan pengungsi PBB – sangat kekurangan dana,” ujar Menteri Luar Negeri Jerman Frank-Walter Steinmeier kepada para wartawan sebelum pertemuan Group of Seven (G7) di sela-sela Sidang Majelis Umum PBB.

“Saya pikir kita memiliki alasan untuk mencoba segala upaya sehingga orang-orang tidak perlu meninggalkan negara-negara yang berdekatan dengan Suriah” ketika menghadapi kekurangan makanan, ujarnya.

Steinmeier mendesak para anggota G7 lainnya, negara-negara Eropa serta negara-negara Teluk untuk juga meningkatkan sumbangan keuangan mereka.

“Mereka hanya akan melakukan ini jika sudah ada yang memulainya, dan inilah alasan kami melakukan pertemuan ini dengan janji untuk memberikan tambahan 100 juta euro kepada badan-badan internasional PBB yang merawat pengungsi,” ujarnya.

Jerman memegang rotasi kepresidenan negara-negara ekonomi terbesar di G7 yang anggotanya meliputi Inggris, Kanada, Prancis, Italia, Jepang dan Amerika Serikat.

Jerman juga mengundang Austria, Kuwait, Belanda, Norwegia, Swedia, Swiss, Qatar, Arab Saudi, Turki dan Uni Emirat Arab untuk bergabung dalam pertemuan tersebut.

Jerman menjadi negara yang berada di garis depan dalam mengatasi krisis imigran Eropa dengan menyambut para pengungsi yang lari dari perang sipil di Suriah.

Banyak pengungsi mengatakan bahwa mereka lari ke Eropa saat krisis uang menyebabkan terjadinya kekurangan di Yordania, Lebanon dan Turki, rumah sementara bagi empat juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang. (AFP)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home