Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 00:41 WIB | Senin, 17 Agustus 2020

Jumlah Migran Afrika Yang Mencapai Italia Naik Dua Kali Lipat

Kapal penyelamat Sea-Watch 4 berlayar dari pelabuhan Burriana pada 15 Agustus 2020, di mana kapal itu telah melakukan operasi pemeliharaan sebelum berangkat dalam misi barunya. (Foto: AFP)

ROMA, SATUHARAPAN.COM-Jumlah migran yang mendarat di pantai Italia meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun lalu karena krisis ekonomi di Tunisia memicu migrasi dengan kapal di seluruh Mediterania, kata Menteri Dalam Negeri Italia, Luciana Lamorgese, hari Sabtu (15/8).

Lebih dari 21.000 orang mencapai Italia antara Agustus 2019 dan akhir Juli, naik 148% dari tahun lalu, kata menteri itu, berbicara pada konferensi pers tahunan. Lamorgese mengatakan sebagian besar kedatangan itu adalah "pendaratan otonom, sulit dikelola... dengan perahu kecil dan kapal", bukan yang diselamatkan di laut dan dibawa ke darat. Banyak dari mereka mendarat di pulau Lampedusa di Mediterania selatan Italia.

Dalam periode 12 bulan, lebih dari 5.000 orang diselamatkan, terutama oleh kapal yang dioperasikan oleh LSM, menurut data dari kementerian. Lebih dari 80% migran yang mencapai Italia dari Tunisia dan Libya, menurut data, di mana krisis di Tunisia memicu jumlah orang yang mencoba menyeberang.

"Jumlahnya tidak terlalu tinggi, mereka pasti lebih tinggi dari tahun lalu tetapi kita harus menempatkannya dalam konteks: Tunisia berada dalam krisis ekonomi, sosial dan politik yang dalam," kata Lamorgese kepada wartawan. "Kami telah melihat seluruh anggota keluarga pergi untuk mencapai wilayah Italia."

Rute ke Eropa

Selama bertahun-tahun Italia telah menjadi rute utama ke Eropa bagi ratusan ribu pencari suaka dan migran lainnya, dan pantai barat Libya menjadi titik keberangkatan utama bagi para migran Afrika yang berharap untuk mencapai Eropa.

Puncaknya dicapai antara Agustus 2016 dan Juli 2017, ketika hampir 183.000 migran mencapai Italia.

Jumlah mulai turun karena upaya yang dipimpin Italia untuk mengganggu jaringan penyelundupan dan mendukung penjaga pantai Libya untuk mencegat kapal, tetapi meningkat pada tahun 2020.

Pendahulu Lamorgese, ketua partai liga anti imigran, Matteo Salvini, mengambil sikap keras terhadap kapal amal yang menyelamatkan migran di laut, menutup pelabuhan Italia dan menuduh kelompok penyelamat bekerja sama secara dengan pedagang manusia.

Lamorgese mengatakan bahwa dia akan bertemu dengan Presiden Tunisia, Kais Saied, pada hari Senin (17/8) untuk membahas masalah tersebut, bersama dengan Menteri Luar Negeri Italia, Luigi di Maio, dan Komisaris Uni Eropa, Ylva Johansson dan Oliver Varhelyi. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home