Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Kartika Virgianti 08:28 WIB | Selasa, 07 Januari 2014

Kadishub DKI: Sosialisasi Penutupan Terminal Lebak Bulus Sudah Sejak Satu Setengah Tahun Lalu

Demo tolak penutupan dan pengalihan armada bus AKAP di terminal Lebak Bulus, Jakarta, Selatan. (Foto: Dedy Istanto)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menurut Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Udar Pristono, sosialisasi penutupan terminal Lebak Bulus terkait pembangunan MRT (mass rapid transit) sudah dilakukan sekitar satu setengah tahun lalu.

Menurut pria yang akrab dipanggil Pristono tersebut, terminal yang menerima pengalihan bus AKAP ternyata cukup, karena di sana ada 80 kendaraan ada 21 PO (Perusahaan Otobus/ penyedia jasa transportasi bus). Sedangkan armada dari Lebak Bulus ada sekitar 280 yang dialihkan ke tiga terminal yaitu Kampung Rambutan, Pulogadung, dan Kalideres.

Terkecuali untuk terminal Pulogadung, dikatakan Pristono itu hanya untuk sementara. Nantinya PO yang dialihkan ke terminal Pulogadung akan dipindahkan ke terminal Pulogebang begitu jalan di sana sudah dilebarkan dan dapat dilalui, serta diresmikan oleh Kepala Dinas PU DKI Jakarta.

Selain bus, pedagang pun akan diberi ruang untuk menjajakan dagangannya di stasiun MRT, akan tetapi ada seleksi, guna mencegah premanisme, dan menghilangkan kesan kumuh.

Pristono mengakui, memang benar bus TransJakarta dari Lebak Bulus ke Harmoni jumlahnya sedikit, meskipun begitu pihaknya mengklaim akan menambah bus sekitar 30-an, dari jumlah saat ini sekitar 42-50 unit bus, sekitar akhir Januari ini. .

Hanya Minta Lahan di Jaksel

Sebelumnya, pada hari Sabtu (4/1), Ketua Kowanbisata Jakarta Selatan, Sumardi menyatakan sikapnya untuk tetap mendukung pembangunan MRT. Tapi menurut dia MRT tidak mungkin berjalan sendiri tanpa ada transportasi lainnya yang mendukung.

“Kalau tidak ada akses siapa yang mau membawa penumpang ke MRT? Tolong pemerintah carikan solusi, tempat yang masih di Jakarta Selatan. Lebak bulus ini satu-satunya aset Jakarta Selatan.” tegasnya.

Sumardi menjelaskan, bus AKAP (antar kota antar provinsi) sendiri ada 80 PO, dari 80 PO tersebut ada sekitar 400-an unit bus, di mana satu bus mempekerjakan 25 orang, dari supir kondektur, sampai agen tiket.

“Dipindahkan ke terminal Kampung Rambutan, itu wilayah Jakarta Selatan bukan? Masalahnya bukan wilayah kok dipindah, ya marah yang punya wilayah sana, bisa ribut.” dia menegaskan.  

Pengurus AKAP di Jakarta Selatan, dalam hal ini terminal Lebak Bulus, sebagaimana dinyatakan Sumardi, kalaupun ada pengalihan, mereka hanya berharap dicarikan lahan di wilayah Jakarta Selatan.

“Kalau dipindah masih wilayah Jakarta Selatan tidak apa-apa. Tapi kalau ke Jakarta Timur, di sana sudah ada yang nunggu, Pulogadung juga sudah ada yang nunggu, setiap wilayah itu sudah ada pengurus AKAP-nya masing-masing, bisa bentrok antar karyawan kalau kita dipindah ke sana,” tandas Sumardi.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home