Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 00:12 WIB | Senin, 23 September 2013

Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong

Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong
Apartemen di distrik Kowloon City yang difoto melalui udara (Foto : Michael Wolf/laif).
Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong
Foto ini ditampilkan oleh salah satu Organisasi Masyarakat untuk menghargai hak-hak rakyat dengan kesetaraan bagi semua anggota masyarakat (Foto : Society for Community Organization (SoCO).
Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong
Seorang pria yang sedang mencuci pakaiannya sambil duduk ditempat tidur yang disampingnya merupakan sebuah dapur, hal ini merupakan gambaran salah satu dari sekian ratusan ribu orang yang tinggal ditempat seperti ini. (Foto : Society for Community Organization (SoCO).
Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong
Seorang wanita yang sedang duduk disatu-satunya ruang yang tersedia dikamarnya dan hal ini diabaikan oleh kota sebagai pengambil keputusan.
Kehidupan Kumuh di Sebuah Apartemen di Hongkong
Tiga orang terpaksa harus berbagi ruang untuk menyantap hidangan makan malam di ruang yang sempit. (Foto : Society for Community Organization (SoCO).

HONGKONG, SATUHARAPAN.COM – Potret kehidupan masyarakat kumuh di sebuah apartemen di Hongkong yang ukurannya tidak lebih besar dari sebuah toilet pada umumnya. Namun kecilnya ukuran apartemen tersebut bisa difungsikan sebagai tempat untuk ruang tamu, ruang makan, ruang tidur, dapur, dan segala sesuatu sampai penghuni seperti terkurung dalam ruangan.

Mereka adalah orang-orang yang berpenghasilan rendah, pengangguran dan orang tua yang beruntung dapat tempat tinggal di daerah perkotaan yang dikenal kumuh. Gambar foto ini merupakan salah satu dokumentasi yang dilakukan oleh salah satu organisasi masyarakat (SoCo) yang berbasis di Hongkong sebagai upaya untuk melihat kondisi penderitaaan yang tidak menguntungkan.

Dengan luas sekitar 1.104 kilometer persegi dan jumlah populasi manusia sekitar tujuh juta jiwa, Hongkong merupakan salah satu kota yang terpadat di dunia. Hal ini yang menyebabkan biaya sewa rumah cukup mahal, sekitar delapan euro perbulan. Sementara pendaftaran untuk pembangunan rumah rakyat terbilang lama, maka banyak yang terpaksa memilih untuk tinggal di ruang kecil yang tak terbayangkan bagaimana hidupnya. (dailymail.co.uk)

 

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home