Loading...
EKONOMI
Penulis: Prasasta Widiadi 16:28 WIB | Selasa, 23 Desember 2014

Kementerian ESDM Luncurkan "Indonesia Energy Outlook"

Sekretaris Jenderal Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Teguh Pamudji. (Foto: Prasasta Widiadi)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (Sekjen ESDM), Teguh Pamudji berharap buku Indonesia Energy Outlook dapat menjadi acuan untuk pengelolaan energi di Indonesia hingga 2050 mendatang.

“Buku  Indonesia Energy Outlook ini diterbitkan untuk memberikan gambaran tentang kondisi energi Indonesia saat ini, dan bisa menjadi proyeksi energi ke depan bagi kita sehingga bisa menjadi acuan Indonesia penting untuk energi hingga 2050,” kata Teguh pada peluncuran Indonesia Energy Outlook 2014 di Gedung Sekretariat Jenderal Kementerian ESDM, Jalan M.H. Thamrin, Jakarta, Selasa (23/12).

Teguh juga mencermati bahwa kita sebagai bangsa Indonesia harus juga dapat mencermati kondisi dan ketersediaan energi yang berkembang di Indonesia saat ini.

Pada November 2014, Pusat Riset dan Pengembangan Kementerian ESDM mengeluarkan data tentang prakiraan berkurangnya cadangan energi fosil berupa minyak dan gas bumi Indonesia semakin berkurang dan habis pada 2025.

Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, kata Teguh, menyatakan kebutuhan bahan bakar minyak di Indonesia saat ini mencapai 1,25 juta barel per hari (bph), jumlah itu terus bertambah seiring tingginya pertumbuhan penduduk untuk mendorong perekonomian.

Bahkan tingginya tingkat ketergantungan masyarakat di berbagai daerah di negeri ini, membuat sumber energi fosil terus menipis dan hanya menghasilkan 649.000 bph yang artinya saat ini kebutuhan nasional telah defisit sebesar 608.000 bph.

 “Dalam periode 25 tahun terakhir dunia telah mengalami kebutuhan perkembangan energi yang sangat pesat, permintaan energi dunia akan terus meningkat hingga 2050 mendatang terutama didorong pertumbuhan negara non-oil city (negara bukan penghasil minyak) dan pertambahan jumlah penduduk,” kata Teguh.

Teguh menyebut bahwa permintaan tentang energi dunia terutama Indonesia masih didominasi energi fosil. “Indonesia sejak lama mengalami kebingungan dalam menentukan harga minyak dunia karena tingginya ketergantungan kita terhadap bahan bakar minyak dan telah melemahkan kemampuan kita untuk melaksanakan tugas pembangunan, akibat separuh dari minyak tersebut diperoleh dari impor,” Teguh menambahkan.

Editor : Eben Ezer Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home