Loading...
RELIGI
Penulis: Francisca Christy Rosana 16:08 WIB | Kamis, 25 Desember 2014

Kemeriahan Perayaan Natal Paradoks Kelahiran Yesus

Ilustrasi. Sejumlah umat Kristen di seluruh dunia mengikuti ibadah Natal pada 24-25 Desember 2014. (Foto: Francisca Christy Rosana)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Natal memang identik dengan suasana meriah, berkumpul dengan keluarga, dan berbagi keceriaan satu sama lain.

Pernak-pernik Natal pun tak kalah menjadi bagian penting yang harus dipersiapkan mayoritas keluarga Kristen di seluruh dunia.

Namun, Rm Heribertus Supriyadi dalam kotbah Natalnya pada Rabu (24/12) malam di Gereja St. Petrus dan Paulus Kelor, Yogyakarta mengatakan kemeriahan ini sebenarnya adalah paradoks Natal.

“Natal dirayakan dengan penuh kemeriahan. Inilah paradoks Natal. Kita merayakan dengan kemeriahan untuk memperingati kesederhanaan,” kata Rm Supriyadi.

Rm Supriyai mengajak seluruh umat yang hadir dalam misa tersebut kembali mengingat peristiwa kelahiran Yesus dalam kesederhanaan.

“Goa sebagai medium untuk membantu kita mngingat bahwa Yesus lahir dalam kesederhaan. Keluarga Yesus bukan orang yang kaya yang punya uang untuk menyewa flat, apartemen, hotel, dan sebagainya,” kata dia.

Menurutnya, tak salah jika Natal dirayakan dengan penuh kemeriahan dan keceriaan. Namun, Rm Supriyadi juga mengimbau agar kesederhanaan keluarga kudus di Nazaret tetap menjadi cerminan bagi keluarga zaman ini untuk turut menjunjung kesahajaan.

“Natal memiliki makna turut membagi ‘hati’ bagi orang lain yang tengah mengalami keputusasaan, penderitaan, kesusahan, kemiskinan untuk turut membangun dan membarui semangat solidaritas,” kata Rm Supriyadi.

Jangan sampai kemeriahan menutupi kesempatan orang untuk saling berbagi dan menyatu dengan sesama. “Kegembiraan Natal bukan hanya milik kita, tetapi juga milik orang-orang di sekitar kita. Keluarga sederhana seperti inilah yang dipilih Tuhan untuk hadir di dunia. Selama ini kita berpesta untuk merayakan penderitaan. Itulah misteri Natal yang kita rayakan dan itulah paradoks Natal,” kata Rm Supriyadi.

Sementara itu, Rm Supriyadi menjelaskan saat Natal umat Kristen diundang dalam kelahiran Yesus untuk beroleh  janji keselamatan.

“Segala yang dijanjikan Allah telah terpenuhi dan gereja harus mensyukuri karya keselamatan.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home