Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta Widiadi 23:25 WIB | Selasa, 11 November 2014

Kepanduan Sidang Raya, Diisi Spiritualitas

Salah satu pandu (kanan) yang menjadi petugas registrasi. (Foto: Prasasta Widiadi).

GUNUNGSITOLI, SATUHARAPAN.COM – Kegiatan para pemuda dan pemudi yang menjadi pemandu para peserta sidang selama pelaksanaan Sidang Raya (SR) XVI Persekutuan Gereja-Gereja Indonesia (PGI) juga diisi kegiatan spiritualitas dan rutinitas berdoa, tidak hanya sekadar bersenang-senang.

Pernyataan ini dikemukakan salah satu fasilitator kepanduan SR XVI PGI asal Sekolah Tinggi Theologia (STT) Jakarta, Yoel Robert Rampengan kepada satuharapan.com Selasa (11/11) di Auditorium STT Banua Niha Keriso Protestan (BNKP).

“Selain menjemput dan melayani tamu (Sidang Raya), kita juga isi dengan spiritualitas ibadahnya kita juga isi dengan pelayanan,” kata Yoel.

Dalam Aro Gosali, sebuah istilah dalam bahasa Nias yang berarti diskusi terbatas, dan menjadi salah satu kegiatan di SR XVI PGI, Yoel menjabarkan bahwa seorang pandu bertugas menjadi notulensi dan membagikan materi dari pembicara kepada para peserta.  

Pembentukan pandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Departemen Pemuda dan Remaja (Depera) PGI yang bertujuan memberi pengalaman kepada generasi muda dalam berbagai kegiatan kegerejaan, selain SR XVI PGI.

“Kami juga memiliki materi-materi saat sidang (PRPG, Persekutuan Raya Pemuda Gereja), yang lalu,” Yoel menambahkan.

Yoel menjelaskan para pandu siap membantu awak media dan pers yang melakukan peliputan apabila membutuhkan materi para pembicara saat PRPG yang lalu, sama artinya dengan sidang Persekutuan Perempuan yang digelar di Teluk Dalam mulai dari Rabu (5/11) hingga Sabtu (8/11) yang lalu.    

“Sebenarnya dari kami (pandu) ada yang ditugaskan menjadi notulis, dan bisa ditugaskan untuk mendeskripsikan acara itu,” Yoel menambahkan.

Kepanduan untuk SR XVI PGI sama dengan saat PRPG dan Pertemuan Perempuan, hanya saja SR XVI PGI memiliki perbedaan yakni tidak menyertakan seluruh pandu dari PRPG (pertemuan berlangsung di Kecamatan Sirombu, Kabupaten Nias Barat), dan Pertemuan Perempuan (digelar di Teluk Dalam, Kabupaten Nias Selatan).

Yoel menegaskan bahwa Depera PGI melakukan seleksi lagi para pandu yang di dua lokasi berbeda tersebut, dan pada akhirnya para pandu masuk lagi di arena SR XVI PGI.

Pada SR XVI PGI, yang berlangsung di Auditorium Sekolah Tinggi Theologia (STT) Sundermann Banua Niha Keriso Protestan (BNKP), Gunungsitoli kepanduan tidak hanya dari para pemuda dan pemudi yang berasal dari beberapa gereja  di Gunungsitoli namun juga para pemuda asal luar Kepulauan Nias. 

Dalam kesempatan yang sama, Salifati Halawa salah seorang petugas yang bekerja sama dengan panitia lokal mengatakan kepada satuharapan.com bahwa untuk keamanan selama penyelenggaraan SR XVI PGI, pihak STT Sundermann BNKP bekerja sama dengan pihak keamanan setempat (Kepolisian, dan Tentara Nasional Indonesia) untuk proses kelancaran SR XVI PGI.

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home