Loading...
MEDIA
Penulis: Sabar Subekti 06:32 WIB | Rabu, 05 Agustus 2020

Khawatir Penyebaran Kebencian Jadi Konflik Antar Etnis, Chad Perlambat Jaringan Internet

Presiden Chad, Idriss Deby Itno. (Foto: dok. Reuters)

CHAD, SATUHARAPAN.COM-Chad mengatakan telah mengurangi kecepatan internet untuk menghambat penyebaran pesan yang "menghasut kebencian" di media sosial. Juru bicara pemerintah, Mahamat Zene Cherif, mengatakan pada Senin (3/8) malam bahwa "tindakan sementara" itu untuk memperlambat internet diperkenalkan pada 22 Juli karena "penyebaran pesan yang menghasut kebencian dan perpecahan."

Langkah itu akan dicabut segera, kata Cherif, yang juga menteri komunikasi. Namun para pejabat telekomunikasi, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan pembatasan itu dipicu oleh sebuah video yang memperlihatkan seorang perwira militer Chad dalam perselisihan dengan dua mekanik muda.

Gambar-gambar, yang bertanggal 14 Juli, menunjukkan dia menembaki salah satu dari mereka dari jarak dekat, sebelum diserang dengan pisau. Sebuah pernyataan oleh jaksa penuntut umum mengatakan salah satu mekanik "meninggal karena luka-luka," sementara perwira militernitu dirawat di rumah sakit dan "akan dituntut setelah ia pulih."

Latar Belakang Etnis

Video tersebut masih beredar di Facebook dan WhatsApp, dan beberapa pengguna telah menyentuh latar belakang etnis prajurit tersebut, bahwa ia berasal dari etnis yang sama dengan Presiden Chad, Idriss Deby Itno, yang merebut kekuasaan pada tahun 1990.

"Warga Chad menderita hukum minoritas," kata seorang komentator di halaman Facebook. "Belum ada keadilan di Chad selama 30 tahun terakhir," kata yang lain.

Pada hari Jumat, Deby menggunakan perayaan Idul Adha untuk menyerang apa yang ia sebut sebagai penggunaan WhatsApp dan jaringan pribadi virtual (VPN) yang memecah belah. Dua jaringan publik itu yang kemudian dipotong.

"WhatsApp dan VPN tidak diciptakan untuk saling menghina, menyebarkan perpecahan nasional atau mengkritik kelompok etnis," katanya.

Sebuah asosiasi konsumen pada hari Senin meminta operator telekomunikasi untuk mengembalikan akses ke jejaring sosial, mengatakan pembatasan itu merupakan pelanggaran kebebasan berekspresi. Seorang pejabat telekomunikasi mengatakan bahwa sektor itu berharap pembatasan segera dicabut, mengingat dampaknya pada pendapatan. (AFP)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home