Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 10:07 WIB | Jumat, 07 September 2018

La Trobe University Kembangkan Tes Deteksi Dini Autisme

Ilustrasi. Peneliti senior di OTARC, La Trobe University, Josephine Barbaro, memimpin kajian yang mengembangkan deteksi dini Autism.(Foto: abc.net.au/Supplied: La Trobe University)

VICTORIA, SATUHARAPAN.COM – Semua perawat kesehatan ibu dan anak di Victoria, Australia, akan dilatih untuk mendeteksi tanda-tanda awal gangguan spektrum autisme pada bayi dan balita, selama pemeriksaan kesehatan rutin mereka.

Rekan peneliti senior di La Trobe University, Josephine Barbaro, mengatakan, alat skrining terbaru ini merupakan yang paling akurat yang pernah tersedia.

Dengan tingkat akurasi diagnosis autism hingga 82 persen, tes ini lebih akurat tujuh kali lipat dari pengujian yang ada saat ini.

Berbasis di Pusat Penelitian Autisme Olga Tennison (OTARC) La Trobe University, Dr Barbaro mengatakan, deteksi dini pada bayi dan balita dapat membuat perbedaan yang luar biasa.

Dia mengatakan, anak-anak berusia dua tahun atau kurang yang terdeteksi dengan autism, akan mengalami peningkatan 25 persen dalam keterampilan kognitif mereka, dan lebih baik ketika diintegrasikan ke sekolah umum.

"(Mereka) bisa terintegrasi di antara anak-anak lain seusianya jauh lebih baik daripada anak-anak yang didiagnosis belakangan," kata Dr Barbaro.

Materi Pelatihan

Pelatihan ini, akan diberikan kepada semua perawat kesehatan ibu dan anak di seluruh Negara Bagian Victoria melalui OTARC, dibantu pendanaan lebih dari $ 1 juta (Rp14 miliar) dari Pemerintah Negara Bagian Victoria.

Dikembangkan selama tiga belas tahun, metodologi pengawasan ini melibatkan pelatihan spesialis perawatan kesehatan anak untuk mencari perilaku komunikasi sosial.

Alat ini mengidentifikasi satu set perilaku, atau kondisi yang perlu diwaspadai, yang merupakan karakteristik anak-anak dengan autisme sejak usia 12 bulan.

Beberapa dari perilaku tersebut, termasuk penggunaan kontak mata, yang jarang atau tidak konsisten di seluruh pengaturan yang berbeda, imitasi seperti tindakan berulang, gerakan seperti melambai atau mengangguk, dan respons ketika dipanggil namanya.

Pada usia 24 bulan, beberapa sifat perilaku termasuk sering melihat ke suatu arah, atau pola bermain yang tidak konsisten seperti memberi makan pada boneka, dan menunjuk pada hal-hal di luar jangkauan.

"Pengawasan itu banyak difokuskan pada perilaku berbagi dunia anak dengan orang lain, dan menanggapi kebutuhan sosial orang lain," kata Dr Barbaro.

Dia mengatakan, pelatihan itu adalah kunci untuk deteksi dini ditambah dengan pemantauan berkelanjutan di tahun kedua kehidupan anak itu.

Keterampilan Intervensi bagi Orang Tua

Dr Barbaro mengatakan, tes baru ini secara terpercaya dapat mendeteksi tanda-tanda yang membedakan anak-anak dengan spektrum autisme. Tes ini juga diagnosis yang dapat diandalkan pada saat anak berusia antara 18 hingga 24 bulan melalui keahlian spesialis.

Ini akan sangat membantu orang tua yang kerap disalahkan atas perilaku anak-anak mereka yang "berbeda", menurut Dr Barbaro.

"Kami ingin menyoroti fakta, bahwa anak mereka sebenarnya memiliki autisme dan bahwa kita benar-benar dapat melakukan tindakan untuk menyikapinya," katanya.

Seiring dengan pengakuan adanya tanda-tanda awal autisme, program ini juga akan membantu membekali para orangtua dengan beberapa keterampilan intervensi dasar, dan keterampilan bermain-dasar bersama keluarga di rumah.

"Keterampilan tersebut, akan dapat meningkatkan pencapaian anak itu, dan kemungkinan untuk mengenyam pendidikan di sekolah dan dipekerjakan di masa depan juga," kata Dr Barbaro.

Orang tua juga akan dibantu dengan opsi rujukan yang sesuai kepada spesialis yang sesuai. (abc.net.au)

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home