Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:32 WIB | Rabu, 29 Oktober 2014

Mahasiswa Belanda Perkenalkan Pesawat Ambulans Nirawak

Mahasiswa Belanda perkenalkan pesawat ambulans nirawak. (Foto: linkedin.com)

DEN HAAG, SATUHARAPAN.COM – Seorang mahasiswa asal Belanda pada Selasa (28/10), meluncurkan prototipe “pesawat ambulans nirawak” alat pacu jantung terbang, yang mampu menjangkau korban serangan jantung dalam menit-menit terakhir yang sangat berharga.

Dikembangkan oleh lulusan teknik Belgia, Alec Momont, ambulans tersebut bisa terbang dengan kecepatan hingga 100 kilometer per jam.

“Sekitar 800.000 orang mengalami serangan jantung di Uni Eropa setiap tahun dan hanya delapan persen yang bisa bertahan hidup,”kata Momont (23) di TU Delft University.

Alasan utama (penemuan) ini karena relatif lamanya respons layanan darurat yang mencapai sekitar 10 menit, sedangkan kematian otak dan hilangnya nyawa terjadi dalam rentang waktu enam hingga 10 menit, menurut penjelasan Momont.

Ambulans nirawak tersebut mengirimkan alat pacu jantung kepada seorang pasien, dengan jarak tempuh 12 kilometer persegi dalam waktu satu menit, mengurangi peluang bertahan hidup dari delapan persen menjadi 80 persen.

Dicat dengan warna kuning dan digerakkan oleh enam baling-baling, pesawat tersebut bisa mengangkut alat pacu jantung yang beratnya mencapai empat kilogram.

Ambulans tersebut, bisa melacak panggilan telepon darurat dan menggunakan GPS untuk navigasi.

Jika sudah tiba di tempat kejadian, seorang operator, seperti paramedis, bisa melihat, berbicara dan mengoordinasikan mereka yang membantu korban dengan menggunakan kamera di pesawat yang langsung terhubung ke sebuah ruang kendali melalui webcam.

Prototipe tersebut menarik minat sejumlah layanan darurat termasuk di Amsterdam, kata harian Belanda Algemeen Dagblad.

Ambulans nirawak tersebut, kemungkinan dibanderol dengan harga 19.000 dolar AS (sekitar Rp230,9 juta) per unit.  “Saya harap (ambulans) ini bisa menyelamatkan ratusan nyawa dalam lima tahun ke depan, “ kata Momont. (AFP/Ant)  

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home