Loading...
LAYANAN PUBLIK
Penulis: Melki Pangaribuan 19:08 WIB | Selasa, 28 Februari 2017

Maluku Utara Butuh Tambahan Rp 2 Triliun untuk Infrastruktur

Ilustrasi. Presiden Joko Widodo meninjau Kapal Bahtera Seva III Teras BRI yang dikhususkan untuk menyediakan layanan keuangan oleh Bank BRI kepada masyarakat di Pelabuhan Perikanan Nusantara Tantui, Ambon, Provinsi Maluku, hari Jumat (24/2). (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Gubernur Maluku Utara, Abdul Ghani Kasuba, menyampaikan pentingnya pembangunan infrastruktur yang dapat menghubungkan antarpulau di Maluku Utara, khususnya di pulau-pulau besar seperti Pulau Obi, Pulau Morotai, Pulau Bacan, dan sebagainya.

“Ada 805 pulau. 82 pulau ada penghubungnya, sementara 700 pulau lebih belum ada penghubungnya. Ya ini memerlukan pembangunan konektivitas, harus dibangun infrastruktur jalan, jembatan, kemudian antar pulau itu (kapal) fery. Ini yang harus dibangun,” kata Abdul Ghani Kasuba usai mengikuti rapat terbatas tentang Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas di Provinsi Maluku Utara, di Kantor Presiden, Jakarta, hari Selasa (28/2) siang.

Dia menyampaikan beberapa hal prioritas untuk pembangunan Maluku Utara. “Pertama sekali adalah infrastruktur jalan dekat Halmahera yang menyentuh enam Kabupaten/Kota, yang sampai hari ini belum selesai,” katanya.

Baca juga: Presiden Ingin Potensi Maluku Utara Dioptimalkan

Gubernur Maluku Utara itu mengaku Anggaran Pendapatan, dan Belanja Daerah (APBD) hanya sebesar Rp 2,5 triliun yang menurutnya begitu kecil karena hanya mealokasikan Rp 200 miliar untuk infrastruktur.

“(APBD) cuma Rp 2,5 triliun, begitu kecil. (Untuk infrastruktur) cuma Rp 200 miliar. (Itu) kurang, kalau bisa diberi Rp 2 sampai Rp 3 triliun saja sudah bisa jalan konektivitas,” katanya.

Menurut dia, pembangunan pelabuhan dan bandara juga membutuhkan penanganan pusat. Ia menunjuk contoh Pelabuhan Sofifi Kota Baru, dan tiga bandara di Maluku Utara, antara lain bandara di Morotai, Bandara Kuabang Kao, dan Bandara Oesman Sadik di Labuha.

“Kalau dibangun, bisa diekspor tuna ke mancanegara, utamanya di pulau yang dekat,” katanya.

Meski sudah dibangun, menurut Gubernur Maluku Utara, bandara tersebut baru bisa menampung pesawat kecil. Namun, detail kalkulasi dana yang dibutuhkan belum dibahas dalam ratas sore ini.

“Kami serahkan ke Kementerian untuk melihat berapa hitungannya pembangunan ini,” katanya.

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home