Loading...
FOTO
Penulis: Dedy Istanto 15:09 WIB | Senin, 07 September 2015

Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik

Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik
Para warga mengantre mendapatkan air di kamp pengungsian Nifasha, Darfur Utara, Republik Sudan, setiap hari dengan jatah waktu hanya dua jam di pagi hari. (15/1/2014) Ketersediaan air bersih di sejumlah negara masih menjadi permasalahan dunia meski badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) dalam program Millenium Development Goal (MDG) mencatat hampir dua miliar manusia telah mendapatkan akses air bersih dari tahun 1990 sampai dengan 2010. (Foto: UN Photo/Albert González Farran).
Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik
Seorang anak saat membawa drum untuk mengisi air di kamp pengungsian Al Shadaad, Darfur, Republik Sudan, bersama dengan 10.000 pengungsi lainnya dengan membatasi waktu memperoleh air hanya beberapa jam dalam sehari. (13/1/2014) (Foto: UN Photo/Albert González Farran).
Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik
Seorang anak bernama Ismael Adam seorang anak pengungsi yang selama dua tahun mendapatkan air bersih dari kamp pengungsian Abu Shouk, Darfur, Republik Sudan, negara yang terus dilanda konflik. (19/3/2014). (Foto: UN Photo/Albert González Farran).
Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik
Di lokasi pengungsian Abu Shouk, Darfur, Republik Sudan wanita dan anak-anak mengambil air bersih menggunakan drum dan jeriken yang dibawa dengan troli untuk mempermudah dan meringankan beban karena setiap hari harus mengambil air untuk kebutuhan keluarganya (31/1/2011) (Foto: UN Photo/Albert González Farran).
Manfaat Air bagi Kehidupan di Tengah Konflik
Seorang anak saat mandi di wilayah kumuh Kallyanpur, Dhaka, Bangladesh, yang telah dilanda krisis air pada 12 Juni 2010.(Foto: UN Photo/Kibae Park).

DUNIA, SATUHARAPAN.COM – Air adalah sumber kehidupan bagi seluruh makhluk hidup di dunia. Sebagai unsur kehidupan, air harus tetap terjaga dengan baik dan dimanfaatkan dengan bijak. Berdasarkan data United Nations Children’s Fund (UNICEF) dan World Health Organization (WHO)  sepanjang tahun 1990 sampai dengan 2010 lebih dari dua miliar orang mendapatkan akses sumber air bersih.

Hal itu mencapai target program Millenium Development Goal (MDG), yaitu mengurangi separuh proporsi penduduk tanpa akses air minum. Pencapaian tersebut diterapkan dalam program akses mendapatkan air bersih yang dikemas dalam kampanye “Safe drinking water for all”.

Namun beberapa negara di dunia sampai saat ini masih krisis mendapatkan air. Negara di Afrika menjadi salah satu wilayah yang sampai saat ini masih sulit mendapatkan air bersih,dan pada saat yang sama terus dilanda konflik berkepanjangan yang mengakibatkan puluhan ribu warga harus mengungsi di lokasi penampungan yang disediakan oleh badan Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB). Beberapa wilayah seperti di lokasi penampungan Nifasha, Darfur Utara, Republik Sudan, setiap harinya hanya disediakan waktu dua jam pada pagi hari untuk mendapatkan air.

Kemudian di penampungan Al Shaddad dan juga Abu Shouk lebih dari 10.000 pengungsi telah mengalami kurangnya persediaan air. Sumber air di wilayah tersebut hanya beberapa jam saja beroperasi yang diambil oleh anak-anak dan wanita untuk memenuhi kebutuhan keluarganya.

Permasalahan krisis air tidak hanya terjadi di wilayah Afrika. Kondisi tesebut kini juga terjadi di beberapa wilayah di Indonesia dalam kurun waktu beberapa bulan terakhir ini. Kemarau panjang mengakibatkan kekeringan melanda di wilayah Jawa dan Bali.

Seperti dilansir Antara pada Kamis (22/7) lalu bahwa krisis air di Pulau Jawa akan semakin parah pada tahun 2025. Krisis itu disebabkan karena terus menurunnya neraca air pada musim kemarau dan meningkatnya jumlah penduduk. Menurut Kepala Bidang Teknologi Mitigasi Bencana Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Sutopo Purwo Nugroho Indeks Penggunaan Air (IPA) di Jawa dan Bali meningkat. Kekeringan yang terjadi dibeberapa wilayah di Jawa sekarang menyebabkan tempat tersebut cenderung tidak mampu lagi memenuhi kebutuhan air sendiri, katanya. (unmultimedia.org/Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home