Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 21:56 WIB | Kamis, 30 Juni 2016

Mendag Tak Ingin Komentari Pengaruh Brexit bagi Indonesia

Perdana Menteri Inggris David Cameron (kiri) dan Presden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker jelang pertemuan di markas Komisi Eropa di Brussels, 28 Juni 2016. (Foto: Dok.)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Perdagangan RI, Thomas Trikasih Lembong, tidak ingin berkomentar banyak terkait pengaruh Inggris keluar dari Uni Eropa (Britain to Exit/Brexit) terhadap Indonesia ke depan.

Ia mengaku saat ini pejabat-pejabat Eropa masih sibuk mengurusi semua aspek terkait Brexit dan belum diketahui secara detail keputusan-keputusan yang diambil para pemimpin Eropa terhadap Brexit.

“Sementara ini menurut saya terlalu dini untuk berkomentar banyak mengenai Brexit, karena masih dalam proses pejabat-pejabat Eropa menetapkan detail-detail daripada Brexit tersebut,” kata Tom Lembong menjawab pertanyaan satuharapan.com di Hotel Indonesia Kempinski, Jakarta Pusat, hari kamis (30/6).

“Jadi masih kurang ketahuan detai-detail persisnya Brexit seperti apa,” dia menambahkan.

Seperti diberitakan sebelumnya, para pemimpin Uni Eropa (UE) sepakat bahwa Inggris tidak boleh mengakses pasar tunggal setelah meninggalkan Uni itu tanpa menerima aturan kebebasan bergerak blok tersebut.

Dalam jumpa pers di Brussel setelah bertemu dengan 27 pemimpin Eropa tanpa Perdana Menteri David Cameron, Presiden Dewan UE, Donald Tusk menjelaskan tidak ada pasar tunggal dengan aturan terpisah.

“Para pemimpin menegaskan hari ini bahwa akses ke pasar bebas membutuhkan penerimaan empat kebebasan termasuk kebebasan bergerak,” kata Tusk, hari Rabu (29/6).

Menurut Tusk, ke-27 pemimpin juga akan menggelar konferensi tingkat tinggi (KTT) -tanpa Inggris- di Bratislava pada 16 September untuk membahas lebih lanjut dampak dari keluarnya Inggris dari blok itu.

KTT akan digelar tepat beberapa hari setelah Partai Konservatif Inggris yang berkuasa memilih pengganti Cameron, yang mengundurkan diri pada Jumat setelah negaranya memutuskan keluar dari UE dengan suara 52 persen berbanding 48 persen.

“Ini diskusi pertama jadi terlalu dini untuk menarik kesimpulan. Itu sebabnya, kami akan memulai diskusi politik dengan 27 negara dan akan bertemu pada 16 September di Bratislava untuk melanjutkan pembicaraan kami,” kata Tusk.

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home