Loading...
BUDAYA
Penulis: Dedy Istanto 06:12 WIB | Senin, 19 Agustus 2013

Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera

Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Panorama laut yang dinamakan Mata ie berada di Desa Deudap salah desa di Pulau Nasi menjadi salah satu daya tarik destinasi wisata yang patut dikunjungi. (22/2/2008) (Foto-foto : Dedy Istanto).
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Suasana Desa Deudap yang tampak terlihat dari atas perahu dikelilingi oleh bukit dan hutan yang lebat.
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Boat yang ada di Pulau Nasi bisa menampung 15 sampai dengan 20 orang setiap hari, hanya hari Jumat saja jadwal perahu diliburkan.
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Hamparan pasir dengan pohon kelapa menjadi ciri khas di Pulau Nasi.
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Dermaga Deudap, salah satu dermaga yang berada di Desa Deudap bisa dijadikan salah satu akses untuk menuju ke Pulau Nasi.
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Salah satu nelayan yang sedang merajut jala sebagai alat tradisional untuk menangkap ikan di sekitar pulau.
Menengok Panorama Laut Ujung Barat Sumatera
Teripang menjadi salah satu kekayaan biota laut yang ada di sekitar pantai Pulau Nasi.

ACEH, SATUHARAPAN.COM - Cerita punya cerita kenapa pulau ini dinamakan Pulau Nasi ternyata sederhana. Konon pada saat waktu berlayar dahulu dari pulau menuju daratan kota Banda Aceh ataupun sebaliknya, hanya dengan berbekal sebungkus nasi masih bisa  dapat dimakan atau tidak basi sampai tujuan. Sederhana namun logis, kenapa akhirnya pulau ini dinamakan  Pulau Nasi.

Pulau yang terletak di ujung barat Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) ini merupakan salah satu pulau yang berada di luar daratan Pulau Sumatera. Bila dilihat didalam peta secara geografis letaknya berada di ujung seberang daratan Sumatera. Pulau yang secara Administratif masuk dalam wilayah Kecamatan Pulau Aceh, Kabupaten Aceh Besar ini merupakan salah satu pulau huni atau pemukiman yang terbagi menjadi lima desa yaitu Desa Deudap, Desa Alue Reuyeung, Desa Pasi Janeng, Desa Lamting, dan Desa Rabo.

Berada di seberang daratan kota Banda Aceh, pulau ini menarik untuk dikunjungi. Pelabuhan Uleelheu yang berada di Banda Aceh menjadi salah satu akses berlabuh bagi para penumpang baik yang datang dari pulau maupun yang ingin menuju ke pulau.

Boat istilah sebutan kapal motor bagi masyarakat menjadi sarana transportasi yang biasa digunakan. Pulau ini memiliki dua dermaga yang dijadikan berlabuhnya dari daratan Banda Aceh ke Pulau Nasi. Pelabuhan utama yaitu dermaga Lamting yang berada di Desa Lamting dan dermaga Deudap, yang kebetulan memang berada di Desa Deudap.

Boat moda transportasi vital bagi masyarakat di Pulau Nasi yang menghubungkannya ke daratan Banda Aceh. Dalam sehari hanya ada dua trip pemberangkatan, berangkat dan pulang. Jadwal pemberangkatan biasanya dari pulau pagi hari pukul 07.30 WIB sampai di daratan Banda Aceh sekitar satu jam setengah kemudian. Pada siang harinya boat kembali berangkat pukul 13.00 WIB atau paling telat pukul 14.00 WIB menuju ke pulau.

Kadang-kadang waktu pemberangkatan maupun kembali pulang juga bisa berubah, tergantung kondisi musim perubahan angin laut, baik timur maupun barat. Dalam seminggu, tidak jadwal perjalanan pada hari Jumat. Boat tidak beroperasi, karena biasanya masyarakat di pulau meliburkan diri dengan mengisi waktu untuk bergotong royong di desanya masing – masing.

Keindahan alam laut Pulau Nasi

Panorama laut yang indah dengan lebatnya pohon nyiur sudah menjadi ciri khas bagi pulau ini. Hamparan pasir pantai yang putih membentang panjang dengan pantai yang landai menjadi daya tarik tersendiri untuk dikunjungi. Bagi sebagian warga yang datang ke pulau ini bisa memanfaatkan hobby seperti memancing maupun menyelam.

Selain handalannya pantai dan laut, pulau ini juga terdapat tebing-tebing cadas yang menjulang tinggi seperti sisa reruntuhan dari masa lampau. Terdapat sumber mata air yang menyediakan air bersih bagi masyarakat di pulau ini.

Yang tidak kalah serunya adalah kekayaan hasil alam lautnya yang masih berlimpah, ikan, gurita, lobster maupun sotong. Maka tak heran jika masyarakat nelayan di pulau ini hampir setiap harinya mengirim hasil tangkapnya untuk dijual kedaratan Banda Aceh. Selain itu, juga terdapat sebuah bangunan mercusuar di salah satu desa yang berada di ujung timur desa Deudap.

Berkunjung ke pulau Nasi tidak ada salahnya, karena bisa menjadi salah satu alternatif untuk berlibur. Panorama laut Indonesia yang kaya akan kekayaan alamnya menjadikan pulau ini salah satu destinasi wisata yang indah.

Akses ke dermaga Lamting cukup dekat, berjarak kurang lebih 10 kilometer dari Desa Rabo, desa yang terdekat. Jalan bebatuan dan tanah dengan banyak tanjakan tanjakan hingga 30 derajat menjadi petualangan yang menarik. Beberapa tanjakan cukup panjang, sekitar lima kilometer. Suasana alam bisa dinikmati di antara desa-desa yang berjarak sekitar tiga atau lima kilometer.

Untuk menuju ke pulau, jangan lupa untuk meminta izin kepala desa atau Keuchik desa setempat karena pulau ini merupakan salah satu pulau pemukiman yang berada di wilayah Pulau Aceh. Dengan berbekal nasi bungkus menikmati keindahan alam laut Pulau Nasi patut untuk didatangi.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home