Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:16 WIB | Jumat, 21 Oktober 2016

Menhub Akan Perhatikan Jalur Logistik di Papua

Ilustrasi. Warga menggoreng makanan kering berbahan dasar tepung sagu di Kota Sorong, Papua Barat, Sabtu (15/10). Melalui program pemberdayaan masyarakat, kelompok Maytemorai yang terdiri dari Mama-Mama asli Papua mengolah tepung sagu menjadi bahan makanan ringan berupa kerupuk yang dijual ke pasar. (Foto: Antara/Olha Mulalinda)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi akan memperhatikan jalur distribusi barang di Papua agar tidak terjadi kesenjangan harga sehingga rakyat Papua dapat terlayani dengan baik.

Budi berharap nantinya logistik yang dikirim ke Indonesia Timur khususnya Papua tidak hanya sampai di daerah sekitar pelabuhan saja namun juga dapat menyentuh daerah pegunungan seperti Mulia dan Ilaga melalui tol udara dan beberapa sungai.

"Nanti juga akan ada rute-rute penerbangan perintis baru di wilayah Papua. Hal tersebut untuk mendistribusikan ke wilayah-wilayah yang sulit dijangkau menggunakan angkutan darat. Kami juga mempertimbangkan untuk memanfaatkan sungai-sungai guna mendorong pendistribusian barang di Papua," kata dia dalam keterangan tertulis di Jakarta, hari Jumat (21/10).

"Ada suatu kesenjangan antara Timur dan Barat, di mana Indonesia Timur praktis tidak mendapatkan suatu pelayanan yang baik, dengan area yang cukup besar, pendapatan masyarakat yang kecil, harga barang lebih mahal, lebih lama, dan lebih susah, kadang masyarakat sampai kelaparan.”

Dia menambahkan mayoritas logistik di Indonesia Timur hanya dapat disasar melalui jalur udara. Di Papua ada sekitar 250 bandara yang tersebar di tiap daerah, melalui bandara-bandara ini logistik dikirim ke daerah-daerah di sana.

"Melihat kondisi seperti saat ini, kami akan berupaya untuk melakukan suatu perbaikan arus logistik di wilayah Timur. Kementerian Perhubungan memikirkan bagaimana konektivitas supply logistic itu tidak hanya diberikan dari Barat Indonesia tapi juga Timur Indonesia juga harus diselesaikan," katanya.

Budi menjelaskan bahwa nantinya akan ada beberapa rencana guna perbaikan arus logistik di Indonesia Timur.

Untuk itu pihaknya telah meminta Asosiasi Perusahaan Penerbangan Nasional Indonesia (Inaca) dan Organisasi Pengusaha Perusahaan Pelayaran Angkutan Niaga (INSA) untuk turut serta mendukung penyelesaian masalah arus logistik di Indonesia Timur.

Budi mengatakan pada tahun 2017 perusahaan swasta akan dilibatkan dalam program tol laut, rencanya 2017 tapi proses tender sudah dimulai dari sekarang, besaran subsidinya sekitar Rp 200 miliar.

"Pada 1 Januari 2017 sudah kita lakukan di tiga tempat, barat Sumatera, timur Kalimantan, dan Maluku, ungkapnya. Hal itu dilakukan untuk menyeimbangkan peran swasta dan pemerintah dalam program tol laut," katanya.

Sejalan dengan upaya perbaikan arus logistik tersebut, dia juga akan melakukan sejumlah upaya perubahan terkait program tol laut di antaranya melakukan evaluasi rute (re-route), peningkatan okupansi, memperbaiki jenis barang yang dikirim, dan melibatkan perusahaan swasta. (Ant)

 

Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home