Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 14:08 WIB | Kamis, 31 Juli 2014

Militan Libya Jadikan Benghazi sebagai Emirat Islam

Kelompok milisi Islam, Ansar al-Syariah, yang mengklaim menguasai kota Benghazi dan menyatakannya sebagai "Emirat Islam." (Foto: dari Al Arabiya).

TRIPOLI, SATUHARAPAN.COM - Kelompok militan Islam Libya, Ansar al-Sharia, mengatakan bahwa mereka telah merebut dan menguasai penuh  kota Benghazi hari Rabu (30/7), serta menyatakan kota itusebagai "Emirat Islam," kata perwakilan kelompok tersebut.

Ansar al-Syariah masuk dalam daftar hitam oleh Amerika Serikat atas perannya dalam serangan pada konsulat AS di Benghazi, Libya timur.

Perwakilan resmi kelompok bersenjata itu mengatakan kepada saluran radio lokal bahwa Benghazi sekarang di bawah kontrol mereka. "Benghazi kini telah menjadi Emirat Islam," kata Mohammed al-Zahawi, juru bicara mereka, kepada Radio Tauhid, seperti dikutip Al Arabiya.

Namun, Khalifa Haftar, seorang pensiunan, pemberontak dan mantan jenderal militer yang awal tahun ini menyatakan diri untuk membersihkan kota dari militan Islam, membantah klaim kelompok tersebut.

"Tentara Nasional Libya mengendalikan Benghazi dan hanya menarik diri dari posisi tertentu karena alasan taktis," kata Haftar, kepada jaringan berita Al Arabiya.

"Klaim bahwa Benghazi di bawah kendali milisi adalah dusta," kata dia.

Deklarasi Ansar al-Sharia  muncul setelah dua hari pertempuran di mana pejuang Islam dan milisi sekutu mereka menyerbu sebuah pangkalan militer di kota itu.

Koresponden Al Arabiya di Libya melaporkan bahwa kelompok-kelompok Islam telah merebut markas Pasukan Khusus tentara Libya di Benghazi pada hari Selasa (29/7) setelah pertempuran sengit.

Kantor berita Turki, Anadolu, mengutip Talal bin Harir, anggota Dewan Syura Menghazi, yang mengatakan bahwa milisi Islam mengontrol pangkalan militer.

Tiga tahun setelah jatuhnya Muammar Qaddafi, negara anggota OPEC itu telah gagal mengendalikan mantan milisi pemberontak yang menolak untuk membubarkan diri dan mengancam keutuhan negara.

Meningkatnya permusuhan baru-baru ini telah meningkatkan kekhawatiran pihak Barat bahwa Libya menuju menjadi negara gagal dan mungkin sekali terjadi perang saudara.v Beberapa negara asing juga telah menarik warga negara dan diplomat mereka dari negara itu.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home