Loading...
INDONESIA
Penulis: Dewasasri M Wardani 14:50 WIB | Senin, 21 Oktober 2019

Nadiem Makarim Datang ke Istana Kepresidenan

Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, saat datang ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10). (Foto: Antara/Desha Natalia)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Pendiri Gojek, Nadiem Makarim, mendatangi Istana Kepresidenan, Senin (21/10). "Saya dipanggil Presiden," kata dia, kepada pers, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (21/10).

Nadiem yang juga mengenakan kemeja putih mengaku tidak tahu alasan ia dipanggil Presiden Jokowi. "Nanti ditanya Presiden ya," kata dia.

Laki-laki lulusan Sekolah Bisnis Universitas Harvard ini, dilahirkan di Singapura pada 4 Juli 1984, putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. 

Sebelum dia, sudah hadir mantan Ketua Mahkamah Konstitusi yang juga ahli hukum tata negara, Mahfud MD, dan Bupati Minahasa Selatan, Christiany Eugenia Tetty Paruntu.

Jokowi dalam media sosial resminya, menyebutkan susunan kabinet pemerintahan periode mendatang sudah rampung. Mereka tersebar di semua bidang pekerjaan dan profesi: akademisi, birokrasi, politisi, santri, TNI, dan polisi.

Dalam media sosialnya, Jokowi mengatakan, para menteri terpilih adalah sosok yang inovatif, produktif, pekerja keras dan cepat. Ia menyatakan, siapa yang tidak terjebak rutinitas yang monoton.

Tugas mereka adalah bukan hanya membuat dan melaksanakan kebijakan tapi memastikan masyarakat menikmati pelayanan dan hasil pembangunan.

Biografi Nadiem Makarim

Pria kelahiran Singapura tanggal 4 Juli 1984 ini merupakan pendiri serta CEO Gojek, sebuah perusahaan transportasi dan penyedia jasa berbasis daring. Nadiem Anwar Makarim adalah  putra dari pasangan Nono Anwar Makarim dan Atika Algadri. Ayahnya adalah seorang aktivis dan pengacara terkemuka keturunan Minang-Arab. Sedangkan ibunya merupakan penulis lepas, putri dari Hamid Algadri, salah seorang perintis kemerdekaan Indonesia.

Pada tahun 2002 ia mengambil jurusan Hubungan Internasional di Brown University, Amerika Serikat. Setelah memperoleh gelar sarjana pada tahun 2006, tiga tahun kemudian ia mengambil pascasarjana dan meraih gelar Master of Business Administration di Harvard Business School.

Pada tahun 2006, Nadiem memulai kariernya sebagai konsultan manajemen di McKinsey & Company. Setelah memperoleh gelar MBA, ia terjun sebagai pengusaha dengan mendirikan Zalora Indonesia. Di perusahaan tersebut ia juga menjabat sebagai Managing Editor. Setelah keluar dari Zalora, ia kemudian menjabat sebagai Chief Innovation Officer (CIO) Kartuku, sebelum akhirnya fokus mengembangkan Gojek yang telah ia rintis sejak tahun 2011.

Saat ini Gojek merupakan perusahaan rintisan terbesar di Indonesia. Pada bulan Agustus 2016, perusahaan ini memperoleh pendanaan sebesar USD 550 juta atau sekitar Rp 7,2 triliun dari konsorsium yang terdiri dari KKR, Sequoia Capital, Capital Group, Rakuten Ventures, NSI Ventures, Northstar Group, DST Global, Farallon Capital Management, Warburg Pincus, dan Formation Group.

Nadiem mendirikan Gojek pada 2010 dan kini Gojek sudah menjadi salah satu dari 19 decacorn di dunia, dengan valuasi Gojek mencapai USD 10 miliar (Rp141 triliun). Gojek pertama kali berdiri sebagai call centre, menawarkan hanya pengiriman barang dan layanan ride-hailing dengan sepeda motor. Sekarang, Gojek telah bertransformasi menjadi super app, menyediakan lebih dari 20 layanan, mulai dari transportasi, pengantaran makanan, kebutuhan sehari-hari, pijat, bersih-bersih rumah, logistik hingga platform pembayaran digital yang dikenal dengan Gopay.

Penghargaan

Nadiem menerima penghargaan The Straits Times Asian of the Year tahun 2016,  Nadiem masuk dalam daftar Bloomberg 50 versi 2018. Pada Mei 2019, Nadiem menjadi tokoh termuda se-Asia yang menerima penghargaan Nikkei Asia Prize ke-24 untuk Inovasi Ekonomi dan Bisnis. 

Pada tahun 2017, Gojek masuk dalam Fortune’s Top 50 Companies That Changed The World, dan mendapatkan peringkat 17. Pada tahun 2019, Gojek kembali menjadi satu-satunya perusahaan Asia Tenggara yang masuk ke daftar Fortune’s 50, dan naik ke peringkat 11 dari 52 perusahaan kelas dunia. Bersama dengan Melinda Gates dan Menteri Keuangan Republik Indonesia, Sri Mulyani, Nadiem menjabat sebagai salah satu komisaris Pathways for Prosperity for Technology and Inclusive Development, yang fokus membantu negara-negara berkembang untuk beradaptasi dengan berbagai inovasi baru dunia digital yang mengubah budaya bekerja. (Ant/Wikipedia.org)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home