Loading...
EKONOMI
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 12:52 WIB | Rabu, 29 Juli 2015

Nilai Dolar Naik, Perekonomian Semakin Lesu

Ilustrasib pariwisata Bali Tanah Lot. (Foto: Diah A.R)

DENPASAR, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar dolar yang saat ini naik hingga menembus angka Rp 13.500, dirasakan dampaknya pada perkembangan perekonomian daerah. Salah satunya adalah Bali.

“Kami mengupayakan agar mampu menahan harga sedemikian rupa, meskipun kondisi perekonomian sedang lesu saat ini,” kata Direktur salah satu pusat perbelanjaan di Denpasar, Hans Prawira pada Rabu (29/7).

Hans Prawira mengaku, menguatnya nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS) terhadap rupiah dapat mengancam kelangsungan usaha perusahaan lokal termasuk jenis usaha industri lainnya.

Meskipun yang dijual adalah produk lokal, namun banyak di antaranya mengandung komponen impor. Dengan demikian jika dolar tidak terkendali, maka kenaikan harga produk menjadi tidak terelakkan.

Hans mengaku, pemasok produk sampai saat ini terus berusaha menahan harga menghadapi pertumbuhan ekonomi yang menurun. Namun, jika dolar terus menguat, akan sulit untuk menahan harga tetap pada posisi seperti sekarang ini.

"Kami khawatirkan adalah kenaikan harga dari pemasok. Tapi selama dolar masih relatif di angka Rp 13.500 dan tidak terlalu naik, kami masih akan terus bertahan," ujarnya.

Tahun 2015, ada beberapa kategori produk yang harganya naik 9-11 persen, salah satunya susu. Oleh sebab itu, jika memang harus ada kenaikan harga, maka akan dinaikkan perlahan antara 3-4 persen.

Meski kondisi ekonomi sedang sulit, tetap berusaha mempertahankan pendapatan, perusahaan dengan menargetkan pertumbuhan pendapatan 14-15 persen.

Menurutnya, ada dua hal yang dilakukan untuk mencapai target tersebut, di antaranya konsolidasi internal dan efisiensi.

"Efisiensi salah satunya dengan mengoptimalkan penggunaan teknologi, misalnya, penggunaan tablet untuk aktivitas keseharian. (Ant)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home