Loading...
DUNIA
Penulis: Eben E. Siadari 19:36 WIB | Senin, 09 Januari 2017

Obama Balas Surat Anak Kecil RI yang Takut pada Trump

Eva Mazrieva, bersama putra-putrinya. Salah satu putrinya, Adinda Rania, menulis surat kepada Presiden Barack Obama tentang kekhawatirannya akan masa depan mereka setelah kemenangan Donald Trump. Surat itu dibalas oleh Obama. (Foto: Akun Facebook Eva Mazrieva)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Presiden Amerika Serikat, Barack Obama, membalas surat Adinda Rania, seorang anak Indonesia berusia 9 tahun yang tinggal di AS. Obama menjawab kekhawatiran anak itu tentang nasib keluarganya di AS pasca Trump nanti memerintah.

Obama, dalam suratnya, menjawab begini:

"Negara kita adalah rumah bagi orang-orang dari berbagai latar belakang dan keyakinan. Tapi sementara kita mungkin terlihat berbeda atau berasal dari keluarga yang berbeda, sebagai orang Amerika, kita bersatu dalam keyakinan kita bahwa kita semua layak memiliki hak yang sama dan kesempatan yang sama. Kita berbagi tanggung jawab yang tak berkesudahan untuk menunjukkan kepada satu sama lain setiap kebaikan dan rasa hormat, dan memperlakukan satu sama lain dengan cara yang kita ingin diperlakukan."

Adanya surat balasan Obama diketahui dari postingan di akun Facebook milik Eva Mazrieva, seorang wartawan Indonesia yang tinggal di AS dan bekerja untuk Voice of America di Washington DC. Ia adalah ibunda dari Adinda.

Eva, seperti dilansir dari coconut.co,  mengaku termasuk yang resah atas kemenangan Donald Trump dan rupanya kekhawatirannya menjalar kepada putrinya, Adinda Rania. Banyak orang di Amerika marah ketika Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada November lalu, di antaranya karena Trump telah berkampanye dengan platform anti-imigrasi, termasuk janji untuk melarang semua Muslim dari bepergian ke Amerika Serikat.

Atas kecemasan itu, Adinda memutuskan untuk menulis surat kepada Presiden Barack Obama untuk bertanya kepadanya tentang ketakutannya akan masa depan. Surat sepanjang empat  halaman itu, berisi gambar sekolah dan saudara-saudaranya, disamping  pertanyaan yang memilukan tentang keluarganya kepada Obama: "Apakah masih aman bagi kami untuk berada di sini?"

Adinda mengirim surat itu segera setelah hasil pemilu AS diumumkan, dan Jumat lalu (6/1), dia benar-benar menerima balasan dari Presiden Barack Obama sendiri.

Berikut ini isi  selengkapnya tulisan ibunda Adinda di akun Facebook-nya:

Selepas pemilu lalu saya memang down betul. Tidak saja karena hasil pemilu itu membuat saya merasa "gagal" jadi wartawan karena "salah" membaca tanda2 dan indikasi rasional yang ada, tetapi juga karena secara emosional saya sudah terlalu terlibat dengan berbagai isu yang ada sejak pencalonan kandidat, kaukus, konvensi partai, debat capres hingga pemungutan suara; dan membayangkan kondisi yang bakal jauh lebih mencemaskan ketika yang terpilih adalah yang selama ini kerap mem-bully pihak lain, bisa menghindari pembayaran pajak, kerap mengeluarkan statement provokatif dll.

Keresahan saya itu tampaknya dibaca juga oleh anak4, yang jadi "melek pemilu" karena sering "terpaksa" menonton atau mendengar ulasan pemilu saya. Pertanyaan pertama mereka setelah tahu hasil pemilu 8 November adalah "is it still safe for us to be here?" Pertanyaan yang valid mengingat adanya sejumlah insiden anti-minoritas sebelum pemilu.

Saya tidak menyangka ketika si bungsu Adinda menulis kekhawatirannya dalam surat sepanjang empat halaman kepada Presiden Barack Obama. Saya juga tidak membaca lengkap surat yang dilengkapi gambar-gambar sekolah, papan seluncur, ketiga kakak dengan backpack mereka dll; dan langsung memasukkan ke kotak pos setelah diberi perangko oleh Adinda. Tetapi Presiden Obama ternyata membaca lengkap surat itu dan hari ini beliau membalasnya.

"Thank you for writing. Passionate debates about equality and fairness have always been at the heart of our American story, and I am glad you took the time to tell me how you feel", tulis Obama di bagian awal suratnya. Di bagian lain surat itu disebutkan tentang kesempatan dan hak yang terbuka bagi semua orang, tanpa membedakan latar belakang dan agama apapun. "While we might look different or come from different families, as Americans, we are united in our belief that all of us deserve the same rights and the same opportunities", tulis Obama.

Presiden yang akan segera meninggalkan Gedung Putih 20 Januari nanti mengakhiri suratnya dengan ucapan terima kasih. "Thank you again for sharing your thoughts with me".

Rasa haru menyelimuti saya. Sungguh tidak mengira beliau akan meluangkan waktu membalas surat Adinda dan menjawab keresahannya. Keresahan saya. Keresahan kami disini.

Bagi Dinda surat ini menjadi hadiah ulang tahun terindah. Bagi saya surat ini kembali memberi harapan baru, yang sempat pupus 8 November lalu.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home