Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 13:37 WIB | Jumat, 24 April 2015

Obama Sebut Pembantaian Armenia oleh Ottoman sebagai Bencana Besar

Presiden Amerika Serikat, Barack Obama. (Foto: ist)

WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM – Presiden Amerika Serikat, Barack Obama menyebut tragedi tahun 1915 di kekairasan Ottoman Turki sebagai bencana besar dengan korban 1,5 juta orang Armenia oleh penguasa Ottoman.

Obama menyampaikan hal itu hari Kamis (23/4), sehari sebelum peringatan 100 tahun tragedi yang juga disebut sebagai genosida Armenia oleh Ottoman. Namun Obama sendiri tidak menggunkan istilah "genosida" dalam pernyataannya itu. Sebaliknya Parlemen Eropa justru telah mengakui peristiwa itu sebagai Genosida dan menuntut pengakuan oleh Turki.

Dalam pernyataan yang dikeluarkan Gedung Putih, Obama menyebut tragedi tahun 1915 sebagai Meds Yeghern, dari bahasa Armenia yang berarti "bencana besar." Dia menyebut peristiwa sebad lalu itu sebagai pembantaian, pembantaian mengerikan, kekerasan mengerikan dan bab yang gelap dalam sejarah.

"Mulai tahun 1915, orang-orang Armenia dideportasi dari Kekaisaran Ottoman, dibantai, dan berbaris menuju kematian mereka. Budaya dan warisan mereka di tanah air kuno mereka dihapus. Di tengah kekerasan yang mengerikan, dan menderita dari semua hal, satu setengah juta orang Armenia binasa," kata Obama dalam pernyataannya.

Tarik Duta Besar

Pernyataan tragedi 1915 oleh Kekaisaran Ottoman itu telah menjadi masalah diplomatik bagi Turki, di mana duta besarnya ditarik dari negara yang menyatakan hal itu sebagai genosida.  Turki menarik duta besarnya dari Vatikan setelah Paus Framnsiskus menyebutnya sebagai genosida pertama abad ke-20.

Yang  terakhir Turki menarik duta besar dari Austria pada 22 April setelah partai yang terwakili dalam parlemen Austria menandatangani deklarasi mengakui pembantaian Armenia oleh Ottoman sebagai "genosida." Menurut media Tyurki, Hurriyet Daily News, Turki tidak memiliki duta besar di Suriah, Mesir, Israel, Libya, Yaman, Vatikan dan Austria.

Turki sejauh ini menolak bahwa pembunuhan itu yang terjadi ketika tentara Turki bertempur melawan pasukan Rusia, merupakan genosida. Menurut Turki, tidak ada serangan terorganisir untuk menghapus warga Armenia dari Turki, dan tidak ada bukti tentang setiap perintah tersebut oleh pihak berwenang Ottoman.

Sebelumnya, menurut harian Turki itu, pada  hari Rabu (22/4) Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan mengatakan dia tidak mengharapkan Obama menggunakan kata "genosida" dalam pernyataan tahun ini.

Namun selama kampanye pada tahun 2008, Obama telah menyebut "genosida Armenia... (sebagai) fakta yang secara luas didokumentasikan."  Selain itu, katanya, Amerika Serikat sebagai pemimpin sangat pantas untuk "berbicara jujur" tentang hal itu (Genosida Armenia).

Sebagai Presiden AS, Obama tampaknya menghindari istilah genosida sejak dia terpilih sebagai presiden. Tahun ini, mengatakan, "Saya telah secara konsisten menyatakan pandangan saya sendiri tentang apa yang terjadi pada tahun 1915, dan pandangan saya tidak berubah."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home