Loading...
SAINS
Penulis: Sotyati 19:10 WIB | Kamis, 28 November 2013

Paket Pendidikan Wayang dalam Tiga Bahasa

Buku-buku paket pendidikan \\\"Wayang untuk Dunia\\\" yang diluncurkan Yayasan Lontar. (Foto: Dok Yayasan Lontar)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Paket Pendidikan Wayang yang diluncurkan Yayasan Lontar berkerja sama dengan Total E&P Indonesie pada Selasa (26/11) terdiri atas dua set film dan tujuh buku. Paket itu berisi rekaman dan transkripsi pementasan dua lakon, Makutharama (Mahkota Rama) dan Sesaji Raja Suya (Persembahan Agung Para Raja). Kedua lakon itu dipentaskan dalam tiga gaya.

Set pertama film Paket Pendidikan Wayang terdiri atas rekaman pertunjukan wayang Makutharama,  yang dibuat dalam delapan jam dalam gaya klasik kraton, rekaman delapan jam film dokumenter dalam gaya garapan, dan rekaman dua jam film dokumenter dalam gaya padat.

Set kedua film Paket Pendidikan Wayang terdiri atas rekaman pertunjukan wayang Sesaji Raja Suya, yang dibuat dalam rekaman delapan jam gaya klasik pedesaan, rekaman delapan jam dalam gaya garapan, dan rekaman dua jam dalam gaya padat.

Pementasan dilakukan dalam bahasa Jawa, masing-masing film dilengkapi subtitle bahasa Inggris dan Indonesia.

Tujuh buku Paket Pendidikan Wayang, merupakan transkripsi tiga gaya pementasan (klasik kraton, garapan, dan padat) lakon Makutharama dan Sesaji Raja Suya ke dalam bahasa Inggris, bahasa Jawa, dan bahasa Indonesia. Transkripsi dalam bahasa Inggris dan bahasa Jawa lakon Makutharama dan Sesaji Raja Suya dikerjakan oleh Kathryn Emerson, sedangkan transkripsi dalam bahasa Indonesia dikerjakan oleh Sugeng Nugroho (Makutharama) dan Sunardi (Sesaji Raja Suya). 

Buku ketujuh adalah Gamelan Scores, notasi gamelan yang disusun oleh Ki Purbo Asmoro, yang dimainkan dalam enam pementasan wayang kulit lakon yang disebutkan di atas.

Yayasan Lontar juga telah membuat dokumentasi foto 350 wayang kulit.

Peluncuran Paket Pendidikan Wayang itu, seperti dikemukakan Ketua Pengurus Yayasan Lontar Rohmad Hadiwijoyo, ditujukan untuk mengajak generasi muda lebih mencintai budaya Indonesia, dalam hal ini budaya wayang kulit.

“Dunia sudah mengakui, sebab itu, sebagai masyarakat Indonesia kita harus bangga dan perlu melestarikan budaya wayang kulit ini, khususnya di kalangan generasi muda,” kata Rohmad.  

 

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home