Loading...
DUNIA
Penulis: Prasasta Widiadi 20:57 WIB | Sabtu, 07 November 2015

Partai Komunis Vietnam Peringatkan RRT tentang Laut China Selatan

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong. (Foto: xinhuanet.com).

HANOI, SATUHARAPAN.COM - Sekretaris Jenderal Partai Komunis Vietnam, Nguyen Phu Trong  memberi peringatan Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping agar tidak melakukan militerisasi di Laut China Selatan dan memastikan bahwa sengketa teritorial tidak merusak budaya, ideologi dan ekonomi hubungan tetangga.

“Kedua negara (Tiongkok dan Vietnam, Red) harus menyadari mekanisme negosiasi untuk menyelesaikan sengketa di laut bukannya melakukan tindakan provokasi di laut lepas,” kata Trong, di Hanoi, Vietnam, seperti tertuang Bloomberg News, hari Sabtu (7/11).

“Namun harus mencari solusi jangka panjang yang dapat diterima kedua belah pihak, termasuk mengembangkan kode etik untuk Selat Malaka,” kata Trong.

Ketua partai yang berkuasa Vietnam menyampaikan pesan sebagai bagian dari dua hari kunjungan kenegaraan Xi ke negara itu mulai dari Kamis (5/11) sampai dengan Jumat (6/11). 

Xi menggunakan perjalanan untuk memperbaiki hubungan diplomatik Tiongkok dan Vietnam yang menegang karena berulang kali Tiongkok menegaskan klaimnya ke laut, termasuk membangun pulau, lapangan terbang dan fasilitas lainnya dengan alasan menjaga daerah dari serangan Amerika Serikat sewaktu-waktu mengatakan dapat menyebabkan militerisasi daerah.

Meskipun Tiongkok menyumbang seperlima dari total perdagangan Vietnam, hanya 19 persen dari warga Vietnam memiliki pandangan yang menguntungkan negara itu.

Sengketa sempat muncul  tahun lalu saat Tiongkok menempatkan rig minyak di dekat pulau yang disengketakan, tindakan tersebut mendapat aksi protes demonstrasi di kota Hanoi dan polisi membubarkan protes yang terjadi di Kota Ho Chi Minh tersebut. 

Pengamat politik wilayah Asia Pasifik Universitas Nasional Vietnam di Ho Chi Minh, Le Hong Hiep menyebut tujuan Xi datang ke Vietnam cukup jelas.

“Mengingat ketegangan baru-baru ini dalam hubungan bilateral,” kata Le Hong Hiep

“Tampaknya mereka (Tiongkok dan Vietnam, Red) membuat upaya untuk memperbaiki hubungan dan menenangkan media sosial di Vietnam. Tiongkok tampaknya akan berusaha untuk memenangkan Vietnam kembali,” Hiep menambahkan.

Hiep menjelaskan Tiongkok ingin mencegah konflik berkelanjutan dan tidak ingin bermusuhan dengan AS, sementara Vietnam ingin menjaga hubungan baik dengan mitra dagang utama dan negara tetangganya itu.

Ketika mendiskusikan hal maritim dengan Trong, Xi  mendesak kedua belah pihak untuk benar menangani dan mengendalikan perbedaan mereka, secara bertahap menumpuk konsensus dan memperluas kepentingan dan kesejahteraan bersama melalui negosiasi bilateral, dan berusaha menegosiasikan cara-cara dan pembagian hasil dari eksploitasi bersama sumber daya yang ada di Laut China Selatan.

Xi membantah melakukan militerisasi  dan melakukan eksploitasi sumber daya terumbu karang, Xi membantah pulau-pulau yang dibangun Tiongkok untuk mengontrol Laut China Selatan, karena Xi mengatakan saat ini Tiongkok kewalahan dengan jumlah personel dan  fasilitas militer yang terbatas, apalagi untuk melakukan pertahanan di laut lepas.

Infrastruktur MRT

Selain membahas masalah Laut China Selatan, Tiongkok dan Vietnam mencapai kesepakatan pada projek kelayakan program kereta api cepat massal (Mass Rapid Transit/ MRT).  Kedua negara menandatangani dokumen pada mempelajari kelayakan projek kereta api yang menghubungkan Hanoi–Lao Cai–Hai Phong di Vietnam Utara. 

Tiongkok  dan Vietnam juga  melakukan pembicaraan selain MRT, yakni mengenai berbagai projek kerja sama infrastruktur dan kesepakatan juga dapat dianggap sebagai model untuk kerja sama saling menguntungkan antar kedua negara.

Xi Jinping mengatakan bahwa Partai Komunis Tiongkok (PKT) siap untuk mempromosikan komunikasi antara pihak dengan Nguyen Phu Trong, Sekretaris Jenderal Komite Sentral Partai Komunis Vietnam (VCP).

Pemimpin Tiongkok mengatakan negaranya bersedia untuk meningkatkan pertukaran pengalaman dalam pemerintahan negara dan pembangunan partai dengan Vietnam untuk bersama-sama meningkatkan kapasitas pemerintahan.

Dia mengatakan, Tiongkok dan Vietnam mementingkan perkembangan partai, kedua negara menghadapi situasi yang sama.

Xi menyebut Tiongkok dan Vietnam adalah senasib karena merupakan sama-sama negara yang strategis, dan terhubung dari faktor ideologi karena kedua negara memiliki paham sosialis yang sangat kuat.

Untuk memperkuat dan mengembangkan sistem sosialis di kedua negara, Xi diusulkan untuk mengkonsolidasikan persahabatan tradisional, memperkuat kemitraan strategis komprehensif kerjasama, mematuhi kerjasama yang saling menguntungkan dan menang-menang, dan memfasilitasi dan pertukaran budaya antar bangsa. (bloomberg.com/ xinhuanet.com).

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home