Loading...
DUNIA
Penulis: Diah Anggraeni Retnaningrum 19:52 WIB | Senin, 18 Agustus 2014

Pasangan ini Menikah Sebelum Gencatan Senjata

Sepasang pengantin Palestina menikah beberapa jam sebelum gencatan senjata Israel dan Hamas diperpanjang. (Foto: Daily Mail)

GAZA, SATUHARAPAN.COM – Pasangan muda asal Palestina mengikat janji pada Kamis (14/8) di sebuah sekolah PBB Kota Gaza bagian barat hanya beberapa jam sebelum gencaran senjata sementara antara Israel dan Hamas telah diperpanjang.

Menurut surat kabar Daily Mail Inggris, pasangan Palestina, Heba Fayad dan Omar Abu Namar menikah di sebuah sekolah PBB di kamp pengungsi al-Shatea dengan 4000 orang pengungsi.

“Jika seseorang mengatakan kepada saya bahwa saya akan menikah dalam kondisi ini, saya juga tidak akan percaya!” kata Fayad saat dia berada di salon kecantikan di Gaza.

“Saya telah merencanakan segalanya seperti musik, daftar tamu, pakaian dan buket saya. Dan di sinilah saya sekarang, saya akan menikah di sebuah sekolah dengan ribuan pengungsi.”

Meskipun pasangan itu rencananya akan menikah bulan depan, agresi Israel terbaru terhadap Gaza ternyata berdampak pada rencana mereka.

Pengantin yang berusia 23 tahun tersebut telah kehilangan gaun putihnya dan banyak persiapan lainnya yang telah dibelinya untuk menikah hancur ketika rumahnya diratakan oleh serangan udara Israel di Gaza.

Meskipun menderita kerugian, Fayad memutuskan untuk melanjutkan pernikahannya dan menegaskan jika tidak dilakukan sekarang maka tidak akan ada pernikahan selamanya.

“Jika saya tidak menikah hari ini dan dalam kondisi seperti ini, maka saya tidak akan bisa menikah setidaknya selama tiga tahun,” kata dia.

“Rumah saya hancur, saya kehilangan segalanya.”

UNRWA, sebuah badan PBB yang mengurusi masalah pengungsi Palestina dan lembaga bantuan lainnya dilaporkan telah memberikan kontribusi terhadap pernikahan. Mereka juga memberikan penginapan di sebuah hotel selama dua malam di Gaza.

“Di sana, saya akan mandi setiap jam, ini akan menjadi perubahan dari semuanya tanpa melihat tetesan air cucian jatuh,” kata Fayad.

Yahiya Zaqqut, manajer penampungan PBB mengatakan UNRWA sangat ingin memberikan pasangan tersebut terkait dengan kebutuhan logistik mereka.

“Acara ini menegaskan bahwa meskipun mereka menderita terhadap rasa sakit dan serangan yang diluncurkan, orang-orang Palestina tetap bersikeras menolaknya,” kata Zaqqut. (dailymail.co.uk)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home