Loading...
INDONESIA
Penulis: Martahan Lumban Gaol 12:55 WIB | Selasa, 28 Juli 2015

Pasca Insiden Tolikara, Gereja di Magelang Dijaga Polisi

Ilustrasi. Salah satu personil Polda Metro Jaya saat keluar dari ruang dalam Katedral usai melakukan penyisiran keamanan menjelang perayaan Natal 2014. (Foto: Dok. satuharapan.com/Dedy Istanto)

MAGELANG, SATUHARAPAN.COM – Kepolisian Resor (Polres) Kota Magelang, Provinsi Jawa Tengah, mengerahkan sejumlah personilnya untuk menjaga 29 gereja yang ada di kota tersebut. Kini, setiap gereja di Magelang minimal dijaga seorang aparat kepolisian.

Kepala Polres Kota Magelang, AKBP Edi Purwanto, mengatakan hal tersebut dilakukan demi mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama, kekhawatiran akan menularnya insiden yang terjadi saat salat Idul Fitri 1436 Hijriah di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua.

“Kejadian hampir serupa terjadi di daerah terdekat dengan Kota Magelang sehingga patut diwaspadai. Di Purworejo dan Bantul sudah muncul letupan-letupan konflik berbau SARA sehingga kita tetangganya harus mengantisipasi agar tidak terjadi,” kata Edi seperti dikutip solopos.com, Selasa (28/7).

Dia juga menyampaikan, Polres Kota Magelang tidak ingin ada gerakan bersifat balas dendam, sehingga sejumlah polisi disebar untuk mengamankan gereja-gereja yang ada. “Paling tidak satu anggota kami aktif patroli ke gereja, terutama malam hari. Tugasnya selain memantau, juga mendata apa saja yang ada di gereja, seperti pengurus, keamanan, barang-barang, dan lain sebagainya. Paling penting, anggota mengenal siapa keamanan di gereja itu,” kata Edi.

Cium Aliran Radikal

Menurut dia, selama ini kondisi Kota Magelang aman dan kondusif, tidak ada ancaman yang diterima gereja dari pihak manapun. Namun, pihaknya telah mengendus ada gejala aliran radikal yang akan muncul.

“Gejala aliran radikal ada, karena itu kami sangat waspada dan terus mengantisipasi dengan berbagai cara. Batas waktu penempatan personel di gereja sampai dipandang perlu untuk ditarik. Sampai sekarang masih berlaku,” kata Edi.

Kepala Polres Kota Magelang itu pun mengajak segenap elemen masyarakat untuk menjaga kondusifitas daerah dan mencegah menularnya insiden di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, yang berbuntut dengan terbakarnya sebuah musala itu. “Kita perlu terus jalin komunikasi dan saling empati sehingga tidak terjadi gesekan yang memunculkan konflik suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA),” kata dia.

TNI Amankan Aceh

Sementara itu, Personel Jajaran Komando Distrik Militer (Kodim) 0105/Aceh Barat melaksanakan apel kesiapsiagaan di halaman Markas Kodim 0105/Aceh Barat yang dipimpin oleh Pelaksana Harian Perwira seksi Operasi Kodim 0105/Aceh Barat Kapten Infanteri Suryono Efendi. Kegiatan tersebut digelar untuk menindaklanjuti perkembangan situasi yang mungkin terjadi di wilayah Komando Resor Militer (Korem) 012/Teuku Umar, khusunya wilayah Kodim 0105/Aceh Barat pasca insiden di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua.

Penyiapan satuan guna memperkuat Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) dalam memantau perkembangan situasi yang mungkin terjadi terhadap buntut dari insiden di Distrik Karubaga, Kabupaten Tolikara, Provinsi Papua, terhadap tempat-tempat ibadah non-muslim di seluruh Aceh Barat.

Objek yang menjadi pantauan Kodim 0105/Aceh Barat adalah Gereja Methodis Indonesia (GMI) yang berada di Desa Ujoeng Kalak, Gereja Methodis Injil Indonesia (GMII), Gereja Katolik di Desa Ujoeng Baroeh, serta Vihara yang berada  di Jalan Jendreal Sudirman, Desa Blang Pulo, Kabupaten Meulaboh.

Pasukan yang disiagakan ditempatkan pada dua titik berbeda, yakni di 2 SSR berada di Markas Kodim 0105/Aceh Barat dan 1 SSR di Koramil 07/Johan Pahlawan di Kabupaten Meulaboh. (solopos.com/acehterkini.com)

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home