Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 02:46 WIB | Selasa, 03 November 2020

PBB: Kemungkinan Terjadi Kejahatan Perang di Nagorno Karabakh

Armenia minta penyelidikan internasional atas keberadaan “tentara bayaran asing.”
Seorang tentara Azeri berjalan di dekat kendaraan yang hancur di kota Jabrayil. (Foto: dok. AFP)

PBB, SATUHARAPAN.COM-Kepala Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) mengatakan bahwa serangan artileri di daerah Nagorno-Karabakh yang disengketakan dapat dianggap sebagai kejahatan perang dan dia mendesak Armenia dan Azerbaijan untuk menghentikan serangan terhadap daerah sipil, sekolah dan rumah sakit.

Meskipun kesepakatan dicapai di Jenewa pada hari Jumat lalu oleh Armenia dan Azerbaijan untuk menahan diri dengan tidak menargetkan warga sipil, serangan artileri terhadap daerah-daerah berpenduduk dilaporkan terjadi selama akhir pekan, kata Michelle Bachelet, hari Senin (2/11) mengutip serangan di pasar sentral di Stepanakert dan kota Tartar.

"Sementara banyak gambar palsu telah beredar di media sosial, penyelidikan mendalam oleh organisasi media terhadap video yang menunjukkan pasukan Azerbaijan secara singkat mengeksekusi dua orang Armenia yang ditangkap dalam seragam militer menemukan informasi yang menarik dan sangat mengganggu," kata Bachelet dalam sebuah pernyataan.

Dia mencatat itu juga bahwa ada kemungkinan terjadi kejahatan perang di bawah Konvensi Jenewa.

Tentara Bayaran Asing

Sementara itu, Perdana Menteri Armenia pada hari Senin meminta penyelidikan internasional terhadap keberadaan "tentara bayaran asing" di Nagorno-Karabakh setelah pasukan etnis Armenia mengatakan mereka telah menangkap dua tentara bayaran dari Suriah.

Azerbaijan berulang kali membantah keberadaan kombatan asing di zona konflik, dan kementerian pertahanannya belum bisa dihubungi untuk dimintai komentar.

Pertempuran sengit berlanjut di dekat garis depan konflik di daerah kantong pegunungan dan tujuh wilayah sekitarnya di mana lebih dari 1.000 orang, dan mungkin lebih banyak, telah tewas sejak pertempuran meletus lebih dari sebulan lalu.

Konflik telah menjadi fokus tajam pada peningkatan pengaruh Turki, sekutu Azerbaijan, di wilayah bekas Uni Soviet yang dianggap oleh Rusia berada dalam lingkup pengaruhnya. Rusia memiliki pakta pertahanan dengan Armenia.

Kementerian luar negeri Armenia mengatakan bahwa Tentara pertahanan Artsakh, sebutan untuk pasukan etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, telah menangkap kombatan Suriah kedua selama akhir pekan. Dikatakan, pejuang itu dari Provinsi Idlib, Suriah. Pejuang lain, dari kota Hama, ditangkap pada hari Jumat, katanya.

Penyelidikan Internasional

Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan, dalam sebuah posting Facebook, mengatakan keterlibatan "tentara bayaran asing" adalah "ancaman tidak hanya bagi keamanan Nagorno-Karabakh dan Armenia tetapi juga bagi keamanan internasional, dan masalah ini harus menjadi subjek penyelidikan internasional.”

Kementerian pertahanan Nagorno-Karabakh yang dikuasai etnis Armenia mengatakan pertempuran terjadi semalam di sepanjang bagian barat laut garis depan. Dikatakan telah memukul mundur satu peleton pasukan Azeri dalam pertempuran sengit.

Kementerian pertahanan Azerbaijan mengatakan telah menangkis serangan terhadap posisinya di dataran tinggi distrik Zangilan, antara daerah kantong dan perbatasan Iran, sementara unit militer di wilayah Gazakh, Tovuz dan Dashkesan juga diserang.

Presiden Azeri, Ilham Aliyev, menulis di Twitter bahwa Azerbaijan telah merebut kembali delapan permukiman di wilayah Zangilan, Gubadli dan Jabrayil.

Kemajuan Azerbaijan di medan perang sejak pertempuran dimulai pada 27 September telah mengurangi niat mencapai kesepakatan perdamaian yang langgeng dan mempersulit upaya internasional untuk menengahi gencatan senjata. Tiga gencatan senjata gagal dipertahankan.

Tentara Nagorno-Karabakh mengatakan 1.177 tentaranya telah tewas. Azerbaijan tidak mengungkapkan korban militernya, sementara Rusia memperkirakan sebanyak 5.000 kematian di kedua sisi. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home