Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 07:28 WIB | Jumat, 13 September 2019

PBB Serukan Aksi Mengatasi Kebencian karena Keyakinan

Aksi teror pada ibadah Paskan di sebuah Gereja di Sri Lanka. (Foto: Ist)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Sekjen Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB), Antonio Guterres, mengatakan bahwa rumah ibadah haruslah menjadi tempat yang aman bagi orang untuk melakukan refleksi dan perdamaian, bukan tempat untuk pertumpahan darah dan teror.

Guterres mengatakan hal itu di kantor PBB, hari Kamis (12/9). Dia menegaskan bahwa situs-situs, termasuk rumah ibadah, keagamaan adalah simbol kuat dari kesadaran kolektif kita. "Ketika orang diserang karena agama atau kepercayaan mereka, semua masyarakat terlukai.

Semua orang "harus diizinkan untuk mempraktikkan keyakinan mereka dalam kedamaian", tegasnya. PBB menyampaikan seruan global untuk "menegaskan kembali kesucian situs-situs keagamaan” dan menjaga agar penganut para pemeluknya selamat. , Aliansi PBB untuk Peradaban (United Nation Alliance of Civilizations (UNAOC) pada meluncurkan rencana aksi untuk "melawan kebencian dan kekerasan di seluruh dunia" .

Masalah Serius Zaman Ini

Serangan mengerikan dengan menargetkan rumah ibadah semakin banyak yang berbasis kebencian, kata pernyataan UNAOC. Sekjen PBB meminta agar aksi global itu juga mengatasi akar kebencian dan pernyataan yang membakar kebencian. Rencana penting itu adalah upaya saling memperkuat dalam memerangi intoleransi dan mempromosikan hidup berdampingan secara damai.

Dia menunjukkan bahwa dalam situasi konflik bersenjata, "bangunan yang didedikasikan untuk (kegiatan) agama secara khusus dilindungi oleh hukum humaniter internasional" dan serangan yang disengaja terhadap mereka adalah kejahatan perang.

Dijelaskan bahwa ancaman kekerasan didasarkan pada manipulasi agama dan kepercayaan yang tidak dapat diterima. “Cara terbaik adalah menyatukan suara kita untuk kebaikan, melawan pesan-pesan kebencian dan menggantikannya dengan pesan perdamaian, merangkul keragaman sebagai kekayaan, bukan ancaman, berinvestasi dalam kohesi sosial dan melindungi hak asasi manusia,” kata Guterres.

"Bersama-sama kita dapat mencegah serangan terhadap situs-situs keagamaan dan melakukan bagian kita mengamankan keselamatan umat beriman untuk beribadah dengan damai," katanya dan menegaskan bahwa kebencian karena keyakinan merupakan tantang global yang serius di zaman ini.

“Di masa-masa sulit ini, mari kita terus bekerja bersama untuk menjunjung tinggi nilai-nilai yang mengikat kita sebagai satu keluarga manusia”.

Sementara itu, Perwakilan Tinggi UNAOC, Miguel Angel Moratinos, menjelaskan bahwa rencana itu “bersifat global”: memerangi kebencian, khususnya melalui online; melibatkan peran perempuan dan pemuda; keterlibatan yang berlanjut oleh semua aktor kunci; dan akan keluarkan dalam resolusi Majelis Umum dan Dewan Keamanan.

UNAOC menyebutkan tentang perlunya mengembangkan komunikasi global yang menumbuhkan rasa saling menghormati dan saling pengertian. Negara-negara didorong membuat aksi nasional multi-disipliner untuk mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) untuk mencegah ekstremisme dan para pemimpin agama didorong secara teratur terlibat dalam dialog antaragama.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home