Loading...
SAINS
Penulis: Melki Pangaribuan 09:50 WIB | Sabtu, 09 Mei 2015

Pecat Guru Moderat, Sekolah Islam di Australia Selatan Diprotes

Ilustrasi: sekolah Islam di Australia. (Foto: radioaustralia.net.au)

AUSTRALIA, SATUHARAPAN.COM - Sekelompok imam senior di Australia Selatan mengutuk dewan sebuah sekolah Islam atas pemecatan seorang guru Muslim yang moderat baru-baru ini, dan menyebut tindakan dewan itu ‘tidak Islami’.

Para orang tua siswa di Sekolah Tinggi Islam Australia Selatan di Croydon, Jumat (8/5), melakukan boikot dengan menyuruh anak-anak mereka tetap tinggal di rumah untuk sehari, karena kekhawatiran mereka atas manajemen sekolah.

Mantan siswa dan siswa yang masih bersekolah juga menyoroti perubahan budaya di sekolah, dengan beberapa di antaranya melaporkan adanya larangan terhadap anak perempuan dan anak laki-laki untuk berbagi koridor.

Kepala sekolah yang baru mengatakan, fokus utama sekolah adalah perbaikan kurikulum Islam. Tapi para orang tua menuduh dewan di sana merongrong pendidikan dengan terus memecat kepala sekolah dan guru, atau memaksa mereka mengundurkan diri.

Kasus terbaru melibatkan guru studi Islam dan Al-Quran, Sheikh Khalid Yousuf, yang merupakan anggota dari Dewan Imam Australia Selatan.

Dalam pernyataan kerasnya, Dewan Imam setempat mengatakan, pihaknya "terkejut dan sedih" atas situasi itu dan menyebut tindakan sekolah "menindas dan tak bertanggung jawab".

"(Dewan) mengutuk tindakan tak pantas dan ilegal yang diambil ... terhadap Sheikh Khalid Yousuf, guru studi Islam dan Al-Quran di sekolah itu," demikian pernyataan mereka.

Sekolah juga dicap sebagai institusi yang "tidak Islami" karena menyelidiki Syekh tanpa diketahui sebelumnya dan Syekh pun tidak pernah diberitahu.

Sekolah itu adalah salah satu dari banyak sekolah Islam yang menghadapi tantangan manajemen, dengan beberapa orang tua menuduh kelompok yang ada di belakang mereka, yakni Federasi Dewan Islam Australia (AFIC).

Sementara itu, sekelompok orang tua pergi ke sekolah pada Jumat (8/5) tanpa anak-anak mereka, untuk menyoroti masalah yang mereka rasakan di sekolah.

Putra Souraya Serhan, yakni Raami, baru-baru ini menyadari telah diusir dari sekolah via sms, setelah ia memprotes pemecatan guru.

"Dewan saat ini menerapkan kebijakan yang tak disetujui oleh banyak orang tua,” ujar Souraya Serhan.

"Banyak guru yang sudah lama mengabdi di sini digantikan oleh guru pendatang baru dengan kurang pengalaman. Kami telah memiliki empat kepala sekolah dalam tiga tahun, yang menyebabkan kekacauan," dia menambahkan. (radioaustralia.net.au)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home