Loading...
HAM
Penulis: Bayu Probo 18:36 WIB | Senin, 08 Desember 2014

Pemain NFL Protes Kematian Eric Garner

Pemain NFL Protes Kematian Eric Garner
Pemain Indianapolis Colts Andrew Luck (kiri) bercakap dengan pemain Cleveland Browns Johnson Bademosi. (Foto: AP)
Pemain NFL Protes Kematian Eric Garner
Protes keras terhadap perilaku polisi AS dengan membandingkan warga AS jumlah korban ISIS (teroris di Timur Tengah), korban ebola, dan korban polisi AS. (Foto: twitter.com)

NEW YORK, SATUHARAPAN.COM – Seminggu setelah mereka menampilkan pesan “Saya angkat tangan, jangan tembak!” untuk menunjukkan solidaritas, beberapa pemain Liga Nasional Sepak Bola ala Amerika Serikat (NFL) St Louis Rams membuat pernyataan sosial lain Minggu (7/12) dengan pesan, “Saya Tak Bisa Bernapas.”

Dua slogan itu mengacu pada kasus Eric Garner, yang meninggal setelah polisi New York mencekiknya selama penangkapan dengan tuduhan menjual rokok tanpa cukai. Sebuah dewan juri memutuskan pekan lalu polisi tidak bersalah dalam kasus ini. Namun, sebuah video yang menunjukkan peristiwa penangkapan itu menunjukkan Garner dengan terengah-engah berusaha berteriak, “Aku tidak bisa bernapas.”

Salah satu pemain NFL, Davin Joseph menulis kata-kata di sepatunya selama pemanasan sebelum Rams mengalahkan Washington Redskins 24-0. Pemain yang lain, Jared Cook menuliskannya di pita pergelangan tangannya. Kenny Britt menulis beberapa nama—termasuk Michael Brown dan Trayvon Martin—di sepatu biru dan emasnya, nama-nama laki-laki kulit hitam yang kematian mereka memicu protes keras dari masyarakat.

“Saya merasa seperti kita harus mendukung apa yang kita rasakan benar,” kata Joseph, yang tentang sepatu bertuliskan “Aku tidak bisa bernapas”, selama pertandingan. Namun, ia harus berganti sepatu karena kondisi rumput licin di stadion Redskins. “Kita harus selalu memiliki pendapat untuk menyampaikan aspirasi orang-orang yang tidak memiliki suara.”

Joseph menge-tweet gambar sepatunya sebelum pertandingan dengan pesan: “RIP Eric Garner”

Pemain di game lainnya NFL menyatakan sentimen yang sama. Pemain Detroit Lions Reggie Bush menulis “Saya Tidak Bisa Bernapas” di kaus hitam untuk pemanasan. Pemain Browns Johnson Bademosi menulis pesan di bagian belakang kaus yang dikenakannya sebelum pertandingan di Cleveland.

“Jujur, saya bukan tipe orang yang banyak omong. Saya selalu dicadangkan, main setengah pertandingan, atau tidak terlibat ke dalam politik dan hal-hal seperti itu,” kata Bush, yang ibunya telah menjadi polisi sekitar 20 tahun. “Tapi saya tidak tahu mengapa. Saya hanya merasa semacam ... saya kira situasi telah menyentuh saya.”

“Kondisi ini menggema dalam kehidupan saya. Bukan karena saya telah melalui situasi yang sama atau karena saya sudah melihat ada yang mati karena itu. Saya hanya benar-benar merasa apa yang sedang terjadi itu benar-benar buruk.”

Pelatih Lions Jim Caldwell mendukung tindakan Bush.

“Saya dibesarkan di tahun 1960-an, saat semua orang sadar secara sosial,” kata Caldwell. “Saya percaya di dalamnya. Saya merasa munafik jika saya berdiri di sini dan bilang secara berbeda. Karena, lebih dari mungkin, beberapa dari mereka ikut protes Martin Luther King dan beberapa yang lain yang mengambil bagian dalam protes non-kekerasan, adalah alasan mengapa saya berdiri di sini di depan Anda hari ini.”

Bademosi mengatakan ada pemain dan pelatih di timnya yang bahkan tidak menyadari apa arti protes “Saya Tidak Bisa Bernapas”. Ia menyebut kasus Garner “situasi konyol”.

“Ini bukan hal kita-terhadap-mereka,” kata Bademosi. “Ini tentang kita berdiri dalam solidaritas dengan orang-orang yang tahu apa yang terjadi.”

Pada Sabtu malam, pemain bertahan Chicago Bulls Derrick Rose mengenakan kaus bertuliskan pesan tersebut selama pemanasan sebelum pertandingan NBA.

Keputusan untuk tidak mendakwa petugas datang setelah juri lain memutuskan untuk tidak mendakwa polisi Darren Wilson atas penembakan terhadap Brown di Ferguson, Missouri pada 9 Agustus lalu. Pekan lalu, sebelum pertandingan di kandang Rams, lima pemain St Louis—termasuk Cook dan Britt—membuat gerakan tangan seakan-akan berpesan “Saya angkat tangan, jangan tembak!” isyarat terkait dengan Brown. Petugas Kepolisian St Louis menyatakan kemarahan dan menyerukan NFL untuk mendisiplinkan para pemain. Liga menolak.

Meskipun kematian Garner terjadi jauh dari St Louis, Joseph merasa perlu untuk membuat perasaannya diketahui banyak orang.

“Dalam hal ini, itu adalah insiden lain yang menyedihkan. Dan saya sedih mengetahuinya,” kata Joseph. “Setiap kehidupan di dunia ini adalah sesuatu yang berharga, dan ketika Anda kehilangan satu, itu menyakitkan, tidak peduli siapa itu. Kita harus berdiri untuk menghargai kehidupan.”

Ditambahkan Cook, “Ini adalah sesuatu yang penting untuk banyak orang.” (huffingtonpost.com)


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home