Loading...
DUNIA
Penulis: Ardy Pradana Putra 09:48 WIB | Selasa, 21 Oktober 2014

Pemerintah akan Bicara dengan Demonstran Hong Kong

Aktivis pro-demokrasi tertidur di samping barikade di kawasan niaga Mongkok, Hong Kong hari Senin (20/10). Pemerintah Hong Kong akan mengadakan pertemuan dengan aktivis pro-demokrasi Selasa (21/10) malam. (Foto : Bobby Yip/Reuters)

HONG KONG, SATUHARAPAN.COM - Pejabat Senior Hong Kong akan mengadakan pertemuan dengan pemimpin aksi mahasiswa untuk pertama kali hari Selasa (21/10), dalam upaya untuk meredakan ketegangan di Hong Kong akibat protes dari aktivis pro-demokrasi.

Masyarakat Hong Kong memberikan harapan rendah terhadap pertemuan yang berlangsung Selasa (21/10) malam waktu Hong Kong, karena kedua belah pihak menolak mengalah untuk menyelesaikan krisis politik terburuk di Hong Kong sejak tahun 1997.

Pengunjuk rasa menyerukan pemilu yang bebas dan langsung ketika Hong Kong memilih pemimpin berikutnya pada tahun 2017, namun Tiongkok menegaskan kandidat pemimpin Hong Kong harus dipilih oleh pemerintah. Tiongkok yakin telah menawarkan pilihan yang baik untuk Hong Kong di masa lalu dan tidak akan menuruti permintaan aktivis pro-demokrasi.

Pemimpin Hong Kong CY Leung mengatakan kepada beberapa media asing hari Senin (20/10) ia menolak pemilihan langsung dan bebas karena berisiko memberikan dominasi politik kepada kelas pekerja Hong Kong.

“Permintaan mahasiswa yang menuntut kandidat pemimpin Hong Kong dipilih langsung oleh masyarakat, tidak mungkin dilakukan,” kata Leung.

Sistem politik Hong Kong dikritik karena mementingkan kelompok masyarakat kaya, sementara banyak masyarakat di Hong Kong tidak mampu membeli rumah sehingga Hong Kong memiliki tingkat kesenjangan ekonomi tertinggi di Asia.

Agustus, Tiongkok menawarkan masyarakat Hong Kong kesempatan memilih langsung pemimpin pada tahun 2017, namun hanya dua dari tiga kandidat yang dapat mengikuti pemilu karena mendapat dukungan dari 1.200 anggota komite bentukan Tiongkok. Pengunjuk rasa menolak tawaran itu, dan menyebut “gaya demokrasi palsu Tiongkok”.

“Pertemuan antara perwakilan kelompok mahasiswa dan pejabat senior Hong Kong kemungkinan membahas perjanjian dialog, namun tidak akan menurunkan ketegangan antara kedua belah pihak,” kata pengamat.

Leung dipastikan tidak hadir dalam pertemuan itu, ia akan mengirim lima utusan termasuk Kepala Sekretaris Hong Kong Carrie Lam. Pertemuan akan disiarkan langsung di tengah perdebatan publik Hong Kong tentang makna demokrasi.

“Pertemuan ini adalah momen bersejarah karena untuk pertama kalinya kelompok pengunjuk rasa Hong Kong dan pemerintah dapat duduk bersama, dan kami akan menyerukan ‘kami tidak setuju dengan anda, kami menginginkan demokrasi’ ,” kata Nathan Law, anggota Federasi Mahasiswa Hong Kong.

Pemerintah Hong Kong awalnya membatalkan jadwal pertemuan setelah kelompok mahasiswa akan terus melanjutkan aksi. (reuters.com)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home