Loading...
EKONOMI
Penulis: Reporter Satuharapan 13:00 WIB | Minggu, 23 April 2017

Pemerintah Kirim 10.015 Ton Jagung Gorontalo ke Banten

Mentan Andi Amran Sulaiman (tengah) memegang kendi pada pelepasan pengiriman jagung di pelabuhan Gorontalo, Jumat (21/4). Gorontalo mengirimkan 10.105 ton jagung yang merupakan produk unggulan daerah tersebut dengan menggunakan kapal laut ke pelabuhan Cigadung Banten. (Foto: Antara/Adiwinata Solihin)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Menteri Pertanian, Andi Amran Sulaiman, melepas pengapalan jagung sebanyak 10.015 ton di Pelabuhan Provinsi Gorontalo menuju Pelabuhan Cigading, Banten, yang merupakan capaian program khusus Kementerian Pertanian dalam peningkatan produksi jagung.

Amran mengungkapkan melimpahnya produksi jagung di Gorontalo dapat membebaskan Indonesia dari impor jagung tahun ini, padahal sebelumnya rutin mengimpor sekitar 3-3,5 juta ton per tahun.

"Sampai dengan Mei 2017, belum ada permintaan impor, padahal sebelumnya kita selalu impor. Hari ini daerah-daerah salah satunya Gorontalo malah mengirimkan jagung berton-ton. Tahun ini kami targetkan hentikan impor, kami tutup buku impor jagung," kata Amran di Pelabuhan Gorontalo melalui keterangan tertulis di Jakarta, hari Sabtu (22/4).

Ada pun jagung dari Gorontalo tersebut merupakan hasil capaian program upaya khusus Kementerian Pertanian untuk percepatan peningkatan produksi jagung, seperti penyaluran bantuan benih dan alat-alat teknologi pertanian.

Ia menjelaskan impor jagung pada 2016 turun 66 persen. Provinsi Gorontalo pun menjadi salah satu daerah yang memiliki peranan paling besar.

Amran berharap pelaku usaha tidak mengimpor jagung karena produksi di Indonesia bisa mencukupi kebutuhan dalam negeri.

Menurut dia, satu pengusaha di Gorontalo saja mampu menghasilkan jagung pipil 1.000 ton per hari sehingga dalam setahun mampu menghasilkan sekitar 400 ribu ton per tahun. Di Gorontalo sendiri, setidaknya ada 10 pengusaha jagung.

Ia juga menegaskan keberhasilan Indonesia yang mampu mendorong ketahanan pangan melalui produksi jagung dan menyaingi negara tetangga, seperti Malaysia, yang hingga kini masih mengimpor jagung.

Bahkan, dua delegasi menteri dari Malaysia mendatangi Kantor Kementerian Pertanian beberapa waktu lalu untuk mempelajari strategi Indonesia yang sudah terlepas dari impor jagung.

"Malaysia setiap tahunnya impor jagung hingga tiga juta ton, sementara kita 3,6 hingga 4 juta, tapi tiba-tiba tiga juta impor kita hilang. Kita sama-sama mengimpor dari Argentina dan Amerika. Mereka masih lanjut, kita berhenti," katanya. (Ant)

 

 

Editor : Melki Pangaribuan


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home