Loading...
INDONESIA
Penulis: Endang Saputra 10:30 WIB | Selasa, 23 Desember 2014

Pengamat: Djarot Bisa Kalahkan Elektabilitas Basuki

Ilustrasi. Gubenur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama lantik Djarot Saiful Hidayat jadi Wakil Gubenur. ( Foto: beritajakarta.com)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM -  Pengamat politik dari Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Pangi Syarwi Chaniago menilai elektabilitas Wakil Gubernur Jakarta Djarot Syaiful Hidayat bisa mengalahkan Gubernur Jakarta Basuki Tjahja Purnama karena kebijakannya yang menimbulkan empati publik. 

"Forecasting (perkiraan,red) saya, Djarot bisa menenggelamkan elektibilitas Basuki apalagi kalau Djarot bisa menciptakan empati publik dan mulai disayangi warga Jakarta," kata Pangi melalui pesan Blackberry di Jakarta, Selasa (23/12).

Dia menilai Djarot bisa mengambil empati publik dengan kebijakan terbarunya yaitu menolak mobil dinas Lexus dan memilih lima sepeda motor untuk blusukan karena alasan kemacetan di Jakarta.

Pangi mengatakan PDI Perjuangan pintar dan cerdas membaca momentum politik 2017 dalam pemilihan gubernur DKI dan bukan tidak mungkin Djarot dipersiapkan untuk calon gubernur DKI 2017.

"PDI-P sah-sah saja menyiapkan Djarot untuk pilgub Jakarta 2017, partai tersebut tahu bahwa Djarot adalah figur yang memiliki prestasi ketika menjabat walikota Blitar selama dua periode dan pernah menjabat anggota DPRD Jawa Timur dan anggota DPR RI periode 2014-2019," kata dia.

Menurut dia, bukan tidak mungkin popularitas Djarot bisa cemerlang di tahun 2015-2017 sebagai modal investasi politik bertarung dalam pilgub DKI Jakarta.

Dia mengatakan waktu dua tahun adalah waktu yang cukup untuk kampanye politik Djarot sehingga bukan tidak mungkin Basuki mulai khawatir dengan sepak terjang Djarot.

"PDI-P tahu elektibilitas Ahok tinggi, namun belum tentu dipilih kembali kalau kebijakan politiknya banyak yang kontroversial dan tidak mampu menunaikan janji politiknya," katanya.

Pangi mengatakan tidak mungkin ada dua "matahari" di DKI Jakarta sehingga apabila Djarot punya prestasi, komitmen dan integritas yang kuat, maka Basuki bisa saja gagal uji pasar hasil survei pemilu mendatang.

Hal itu, menurut dia karena berubahnya perilaku segmentasi pasar yang mulai bergeser jatuh hati ke produk baru yaitu Djarot.

"Djarot harus punya perbedaan yang bisa membuatnya berbeda jauh dengan Ahok. Penolakan mobil dinas paling tidak bukti Djarot punya sensifitas politik yang matang, mengerti betul perilaku pasar apa yang disukai publik dan yang tidak disukai masyarakat," katanya.

Menurut dia, PDI-P tentu saja akan mengajukan calon gubernur DKI Jakarta di 2017 yang lolos uji pasar dan figur tersebut bisa saja itu Basuki atau Djarot.

Dia menilai memastikan elektabilitas dan aksesibilitas Basuki boleh jadi sudah klimaks, sementara Djarot belum sampai pada titik klimaks. (Ant)

Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home