Loading...
RELIGI
Penulis: Sabar Subekti 09:47 WIB | Rabu, 18 Februari 2015

Penghormatan untuk Uskup Yang Dibunuh Diktator Idi Amin

Mantan Presiden Uganda, Idi Amin, dan Uskup Agung, Janani Luwum, yang diduga dibunuh atas perintahnya. (Foto: ist)

UGANDA, SATUHARAPAN.COM –  Dengan senjata Alkitab dan salib, seorang uskup gereja Anglikan Uganda mengambil langkah berani pada 38 tahun yang lalu ketika dia menuntut diktator negara itu, Idi Amin, untuk mengakhiri pembunuhan di luar hukum, penindasan politik, korupsi dan penindasan etnis.

Uskup Agung itu, Janani Luwum, membayar perjuangannya dengan hidupnya; dia dibunuh pada 16 Februari 1977, tubuhnya hancur dalam kecelakaan mobil beruntun. Laporan menunjukkan bahwa Idi Amin memerintahkan pembunuhan pemimpin agama itu.

Tetapi pada hari Senin (16/2), negara itu merayakan kehidupan dan pelayanan uskup itu dan menjadikannya hari itu sebagai hari libur umum, seperti dilaporkan situs Religion News Services.

Presiden Uganda, Yoweri Museveni, berbicara pada peringatan internasional yang diselenggarakan oleh Gereja Anglikan Uganda untuk mengenang kehidupan Luwum.

"Dia memilih untuk mati demi kebenaran," kata Museveni pada peringatan di kampung halaman Luwum dan tempat pemakamannya, 14 km sebelah utara Kitgum di Uganda bagian utara. "Kami hormat padanya untuk itu, dan kami akan selalu berterima kasih kepadanya selamanya."

Idi Amin memerintah Uganda pada kurun 1971-1979, di mana kelompok-kelompok hak asasi manusia memperkirakan 100.000 sampai 500.000 orang meninggal.

Luwum adalah seorang imam paroki pada kurun 1956-1969, ketika ia melayani di Keuskupan Uganda Utara. Pada tahun 1974, dia terpilih sebagai Uskup Agung Uganda dan Burundi, Rwanda dan Republik Demokratik Kongo (Zaire ketika itu).

Idi Amin sangat membenci warga Kristen dan mencoba untuk mengubah Uganda menjadi negara Muslim, seperti ditulis Henry Kyemba, penulis buku: "A State of Blood."

Uskup Agung Inggris kelahiran Uganda, John Sentamu, menyampaikan khotbah di peringatan hari Senin itu. Ia mengatakan bahwa dia bertemu Luwum ketika dia telah ditugaskan di kota Gulu sebagai hakim. Luwum menantang dia (Idi Amin) untuk menggunakan posisinya menegakkan keadilan di negara di mana penjara penuh dengan orang-orang yang dituduh secara lalim.

"Kita harus (menjadi seperti) Kristus bagi umat-Nya," kata Sentamu tentang apa yang Luwum katakan kepadanya. "Mengambil alih kasus mereka."


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home