Loading...
SAINS
Penulis: Dewasasri M Wardani 13:40 WIB | Jumat, 03 Juli 2015

Penyuka Sate Rentan Kanker Usus Besar

Ilustrasi sate (Foto: Antaranews/Siswowidodo)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ahli penyakit dalam dr Hardianto SpPD, mengingatkan para penggemar atau penyuka sate harus berhati-hati, karena rentan terhadap penyakit kanker usus besar.

"Penyuka sate maupun makanan yang dipanggang harus berhati-hati, karena (makanan,red) mengandung zat nitrosamin yang dapat menyebabkan kanker usus besar," kata Hadianto yang juga ahli penyakit dalam di Digestive Clinic Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk itu di Jakarta, Jumat (3/7).

Nitrosamin, merupakan senyawa penyebab kanker yang terdapat pada makanan yang diawetkan dengan nitrat. Nitrat sering dimanfaatkan untuk mengawetkan daging, ikan dan keju agar bakteri pembusuk tidak dapat berkembang biak.

Senyawa tersebut juga dihasilkan saat makanan tersebut dibakar, dan mengakibatkan perubahan cincin protein yang diakibatkan panas.

"Penyuka yang suka makanan yang dibakar-bakar, sebaiknya dikurangi (porsinya,red). Lebih sehat itu makanan yang direbus," kata dia.

Kanker usus besar juga disebabkan pola hidup tidak sehat, konsumsi alkohol, merokok, genetik, infeksi usus besar, riwayat polip, hingga penderita Diabetes Melistus (DM).

Gejala dari kanker usus besar adalah Buang Air Besar (BAB) tidak tuntas, pendarahan, sering kram, lemas, dan penurunan berat badan tanpa alasan yang jelas.

"Paling tepat melakukan deteksi dini dan mengubah gaya hidup menjadi pola hidup sehat," kata dia.

Dokter Hardianto menjelaskan, dengan semakin dini ditemukan maka peluang untuk menyembuhkan kanker akan semakin besar.

"Kalau diketahui sejak dini, maka angka harapan hidup hingga bisa mencapai 90 persen".

Ahli penyakit kanker usus besar, dr Epistel P Simatupang menyebut, ada dua kelompok yang wajib memeriksakan kesehatannya, yakni kelompok risiko rendah dan kelompok risiko tinggi.

"Yang dimaksud dengan kelompok risiko rendah merupakan orang yang memiliki berat badan berlebih, sering memiliki masalah pencernaan dan memiliki gaya hidup sehat. Sebaliknya dilakukan deteksi dini setiap lima tahun ketika berusia 45 tahun," kata Epistel.

Sementara, kelompok dengan risiko tinggi merupakan orang yang memiliki sejarah kanker usus besar di keluarganya sebaiknya melakukan pemeriksaan ketika berusia di atas 30 tahun.

Data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan ada kurang lebih 650.000 kematian tiap tahunnya akibat penyakit kanker usus besar.(Ant)

Editor : Bayu Probo

Ikuti berita kami di Facebook


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home