Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 09:38 WIB | Senin, 27 Januari 2014

Perayaaan Dasawarsa GKI Gading Serpong Tangerang

Pemotongan kue oleh para pendeta menandai peringatan sepuluh tahun GKI Gading Serpong, Tangerang. (Dok GKI Gading Serpong)

TANGERANG, SATUHARAPAN.COM –  “Allah Mau Aku Bersyukur” adalah tema yang diambil dalam perayaan 10  tahun GKI Gading Serpong, 26 Januari 2004 - 26 Januari 2014. Perayaannya ditandai dengan  peresmian gedung sekretariat dan poliklinik GKI Gading Serpong yang diberi nama Griya Anugerah, yang diumumkan Ketua Umum Majelis GKI Gading Serpong Pnt Hendri Tamrin, Sabtu, 25 Januari.

Dalam sambutannya, Sabtu 25 Januari, di aula SMUK Kristen BPK Penabur Gading Serpong, Pitaya Rahmadi, Ketua Panitia Dasawarsa mengucapkan syukur atas penyertaan Tuhan selama 10  tahun dengan tidak melupakan kepekaan terhadap bencana yang akhir-akhir ini melanda Indonesia. Ia mengajak jemaat untuk berpartisipasi membantu korban banjir dalam bentuk dana dan natura melalui Posko Bantuan GKI Gading Serpong.

Acara perayaan dikemas dalam bentuk tari-tarian, persembahan pujian, drama, dan pemutaran slide tentang sejarah GKI Gading Serpong. 

Pdt Em RAS Pandiangan, yang melayani pada kebaktian perdana Pos KPK Gading Serpong, 17 November 1996, melayani perayaan Dasawarsa ini. Ia menyampaikan firman dari Mazmur 50:23 dan I Tesalonika 5:18. 

Tema “Allah Mau Aku Bersyukur” mengajak jemaat menyadari keberadaan jemaat GKI Gading Serpong adalah karena pekerjaan Tuhan yang luar biasa, dimulai dari persekutuan beberapa orang mencapai ribuan saat ini. Sudah seharusnya pengucapan syukur dilakukan dengan hati jujur, semua itu adalah karya Tuhan yang memakai manusia lemah, bukan karena jasa sekelompok orang atau pemimpin tertentu, tetapi Tuhan yang bekerja di dalamnya. Jangan sampai roh penghormatan dan penyembahan kepada Tuhan tidak lagi menjadi motivasi. 

Pdt Pandiangan mengambil contoh tentang sepuluh orang kusta yang menjadi tahir namun hanya satu  orang  yang kembali menemui Yesus.  Orang kusta yang menjadi tahir adalah manusia yang diberkati Tuhan, sudah selayaknya manusia yang diberkati kembali kepada Tuhan dengan hati tulus bahwa semua adalah belas kasihan Tuhan.  Itulah jemaat yang memuliakan Tuhan, mengucap syukur dalam segala hal, bukan hanya karena kesembuhan atau pertumbuhan jemaat yang patut disyukuri. 

Kehidupan haruslah senantiasa bersyukur walau tidak menggembirakan. Tuhanlah pengendali semuanya, mengingatkan agar jemaat hidup dalam ketaatan. Sebagai penutup Pdt Pandiangan mengingatkan, GKI Gading Serpong adalah anugerah berupa potensi yang luar biasa, agar jemaat sadar dan hati-hati menggunakannya, karena barangsiapa yang diberi banyak, akan dituntut banyak.

Acara pembagian hadiah untuk lomba-lomba yang dilakukan satu minggu sebelumnya, yakni lomba menghias tumpeng antarwilayah, lomba bulu tangkis, catur, tenis meja, lomba cerdas cermat Alkitab untuk anak-anak sekolah Minggu dan acara kebersamaan, menjadi penutup acara.

Sepuluh Wilayah

GKI Gading Serpong yang berkebaktian di aula sekolah BPK Penabur, bertumbuh seiring dengan perkembangan sekolah BPK Penabur serta wilayah Gading Serpong dan sekitarnya.

Pertumbuhannya dimulai dari persekutuan anggota jemaat GKI Perniagaan yang berdomisili di Gading Serpong. Pada 17 November 1996, dilakukan Kebaktian Ucapan Syukur Peresmian Gedung Sekolah TKK BPK Penabur dan Peresmian Pos KPK Gading Serpong.   Kebaktian umum pukul 09.00 dimulai dengan kehadiran 25 orang dewasa. Sekolah Minggu dimulai dengan kehadiran 20 anak-anak.

Majelis jemaat GKI Perniagaan mengajak beberapa jemaat GKI lainnya secara bergiliran menyelenggarakan ibadah minggu di bawah koordinasi GKI Perniagaan. Di antaranya GKI Wahid Hasyim, GKI Gunung Sahari, GKI Samanhudi, GKI Muara Karang, GKI Sutopo, dan GKI Karet Perumnas.

Pada 1998, atas rekomendasi  Pdt Luther Tan, Phebe Santosa melayani di Pos KPK Gading Serpong, dibantu Eliyunus Gulo.  Pada Oktober 2000, setelah gedung SD BPK Penabur dibangun,  kebaktian dilakukan di aula SD.  Tujuh tahun kemudian, kebaktian diselenggarakan di aula SMUK Penabur setelah gedung SMUK dibangun. 

Pada 26 Januari 2004, Bajem Gading Serpong dilembagakan menjadi GKI Gading Serpong, dan menjadi anggota GKI ke- 204. Pdt Andreas Loanka diteguhkan menjadi gembala pada 6 Mei 2002, Rafael Rohie pada 2005, dan Pdt Santoni diteguhkan pada 16 April 2012.

Saat ini, GKI Gading Serpong yang masih menggumuli izin pembangunan gedung gereja, memiliki 10 wilayah dengan penatua pendamping. Kebaktian umum diselenggarakan tiga kali, yakni Kebaktian Umum 1 (400-560 orang), Kebaktian Umum II (858-1110 orang), dan Kebaktian Umum III (237-334 orang). Di samping itu, dibuka Kebaktian Tunas Remaja (127-143 orang), Kebaktian Remaja (112-127 orang), Kebaktian Pemuda (69-79 orang), Sekolah Minggu I (36-64 anak), Sekolah Minggu II (421-590 anak).

 

 


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home