Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 19:32 WIB | Jumat, 03 Februari 2017

Presiden Dorong Menterinya Tingkatkan Citra Indonesia

Pentingnya citra indonesia di mata dunia untuk meningkatkan daya saing bangsa
Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan topik “Tindak Lanjut Program Nation Branding” di Kantor Presiden, Jakarta, hari Jumat (3/2). (Foto: BPMI Setpres)

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginstruksikan jajaran Menterinya untuk meningkatkan citra Indonesia di kancah Dunia. Guna mengejar ketertinggalan tersebut, Presiden meminta untuk mengetahui terlebih dahulu kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Indonesia.

"Kita perlu mengetahui lebih dalam lagi apa saja kekuatan dan kelemahan kita dalam brand power, apa saja persepsi yang positif dan negatif tentang kita," kata Presiden Jokowi saat memimpin rapat terbatas dengan  topik “Tindak Lanjut Program Nation Branding” di Kantor Presiden, Jakarta, hari Jumat (3/2).

Sejumlah upaya untuk mendorong dan meningkatkan kinerja berbagai sektor di Indonesia terus dilakukan pemerintah. Utamanya di bidang pariwisata dan industri lain yang terkait dengannya.

Namun, kesan terhadap Indonesia di mata dunia luar yang dinilai masih rendah membuat upaya pemerintah tersebut belum berjalan maksimal.

"Saya ingin mengingatkan bahwa brand power Indonesia masih lemah. Baik untuk perdagangan, investasi, maupun pariwisata dibandingkan negara-negara lain," kata Jokowi.

Berdasarkan data yang diterima Presiden, saat ini kekuatan brand Indonesia di bidang perdagangan dan investasi baru mencapai angka 6,4 persen. Capaian tersebut masih berada di bawah beberapa negara tetangga dan rata-rata dunia yang mencapai 7,7 persen.

"Sedangkan di bidang pariwisata, brand power Indonesia berada pada angka 5,2 persen, artinya juga masih berada di bawah Thailand 9,4 persen, yang memimpin di Asia, serta Singapura yang angkanya 8,6 persen," kata Presiden.

Kepala Negara berpendapat bahwa hal tersebut harus segera dibenahi. Dia mengaku melihat langsung bagaimana negara-negara lain sangat serius menggarap nation branding-nya. Hal tersebut membuktikan bahwa sama seperti Indonesia, negara-negara lain pun juga ingin meningkatkan daya saing yang utamanya di bidang investasi, perdagangan, dan pariwisata.

"Mereka juga berlomba-lomba membangun reputasi di dunia dengan cara soft power melalui diplomasi kebudayaan, film, kuliner, sampai olahraga," kata Presiden.

Kemudian, dalam upaya mempromosikan dan membangun citra Indonesia di dunia luar, Kepala Negara meminta agar tiap kementerian dan/atau lembaga untuk tidak berjalan sendiri-sendiri. Hal tersebut dimaksudkan agar Indonesia ke depannya memiliki satu citra yang terintegrasi dan melekat erat di benak masyarakat dunia.

"Misalnya, Kementerian Perdagangan mengangkat tagline Remarkable Indonesia, Kementerian Pariwisata mengusung Wonderful Indonesia. Demikian juga promosi di BKPM yang punya tema sendiri," Presiden mencontohkan.

Selain itu, konsolidasi yang lebih intens dalam ajang-ajang promosi dan pameran di luar negeri juga dinilai perlu dilakukan. Meningkatnya promosi yang dilakukan tersebut diharapkan akan turut berdampak nyata dalam menaikkan citra Indonesia.

Presiden menegaskan bahwa nation branding tidaklah terbatas pada pembuatan logo maupun slogan semata. Menurut dia, reputasi atau citra positif akan datang dengan sendirinya bila para wisatawan datang ke Indonesia dan merasakan sendiri kelebihan, kemudahan, dan keramahan yang ditunjukkan oleh Indonesia.

"Artinya, perlu upaya bersama untuk bekerja lebih fokus dalam mewujudkannya dan sekaligus menjaga citra positif negara kita," kata Presiden.

Sebelumnya, pada 27 September 2016 lalu, pemerintah Indonesia telah memulai untuk lebih berfokus dalam upaya meningkatkan citra Indonesia di mata dunia. Menurut Presiden, reputasi Indonesia yang baik pada akhirnya dapat digunakan sebagai instrumen kekuatan lunak dalam membangun hubungan dengan dunia luar.

"Indonesia harus memiliki citra atau reputasi yang positif di dunia internasional sehingga akan memperkuat kebanggaan identitas nasional kita sebagai bangsa sekaligus meningkatkan daya saing negara kita," kata Kepala Negara kala itu.

Turut hadir dalam rapat tersebut, Wakil Presiden Jusuf Kalla dan sejumlah menteri Kabinet Kerja. (PR)

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home