Loading...
RELIGI
Penulis: Reporter Satuharapan 17:45 WIB | Selasa, 01 Mei 2018

Presiden Terima Kunjungan Kehormatan Imam Besar Al-Azhar

Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Imam Besar atau Grand Syeikh Al-Azhar Prof Dr Ahmad Muhammad Ath-Thayeb di Istana Merdeka Jakarta, Senin (30/4/2018).

JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Presiden Joko Widodo menerima kunjungan kehormatan Imam Besar atau Grand Syeikh Al-Azhar Prof Dr Ahmad Muhammad Ath-Thayeb di Istana Merdeka Jakarta, Senin (30/4/2018). Presiden menyambut Imam Besar Ahmad Ath-Thayeb di ruang utama Istana Merdeka lalu dilanjutkan dengan berbincang di beranda belakang Istana Merdeka.

Dalam pertemuan itu, Presiden didampingi Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, Duta Besar Republik Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi, dan Utusan Khusus Presiden untuk Dialog dan Kerja Sama Antar Agama dan Peradaban Din Syamsuddin.

Seusai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menjelaskan, kunjungan kehormatan Imam Besar Al-Azhar kepada Presiden karena akan menghadiri pertemuan High Level Consultation of World Muslim Scholars on Wasatiyyat Islam (HLC-WMS) di Istana Kepresidenan Bogor yang dimulai Selasa, 1 Mei 2018.

Konsultasi Tingkat Tinggi (KTT) Muslim Dunia tersebut digelar untuk membahas tentang Wasatiyyat Islam. Perhelatan KTT itu diinisiasi oleh Din Syamsuddin yang bekerja sama dengan Kementerian Agama dan Kementerian Luar Negeri.

“Yang dibahas tadi prinsipnya adalah bagaimana kita bekerja sama untuk mensyiarkan wasathiyyah Islam. Itu intinya,” tutur Retno sebagaimana dikutip dari rilis biro pers Sekretariat Presiden.

Retno juga menyampaikan menurut Ahmad Muhammad Ath-Thayeb tantangan yang dihadapi oleh dunia muslim kini semakin banyak. Tantangan-tantangan tersebut, lanjutnya, tidak akan dapat diselesaikan apabila kita tidak bersatu mensyiarkan wasathiyyah Islam.

“Yang paling penting adalah bagaimana kita mengimplementasikan wasathiyyah Islam,” Retno menambahkan.

Sementara itu Din Syamsudin menjelaskan bahwa Wasatiyyat Islam memiliki arti jalan tengah Islam. Intinya yaitu wawasan keislaman yang menegakkan keseimbangan, penuh dengan toleransi, mengambil jalan tengah, cenderung untuk menyelesaikan masalah dengan kompromi dengan musyawarah, tidak main ‘pokoknya’, apalagi mengkafirkan pihak lain.

“Kira-kira wawasan semacam itulah yang terkandung dalam konsepsi wasathiyyah Islam itu. Bagi kita  yang berada di Indonesia ini, saya kira patut untuk disyukuri, kalau ada masalah-masalah mungkin dapat diselesaikan dengan baik,” ucap Din.

Din menyebutkan, KTT Bogor tentang Wasatiyyat Islam dihadiri sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim. Sebanyak 50 tokoh dari luar negeri dan 50 tokoh dari dalam negeri. (PR)

Editor : Sotyati


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home