Loading...
INDONESIA
Penulis: Tunggul Tauladan 18:44 WIB | Kamis, 22 Mei 2014

Seniman Street Art Melawan Gerakan Jogja Bersih Vandalisme

Salah satu wujud perlawanan para seniman street art yang terpacak di perempatan pojok beteng wetan, Kota Yogyakarta pada Kamis (22/5). (Foto: Tunggul Tauladan)

YOGYAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Sebuah karya street art terpacak jelas di seputaran pojok beteng wetan, Kota Yogyakarta pada Kamis (22/5). Karya yang bertuliskan “Save Jogja Graffiti“ tersebut merupakan wujud protes dari kalangan seniman street art terhadap Gerakan Jogja Bersih Vandalisme. Para seniman ini menilai bahwa Gerakan Jogja Bersih Vandalisme telah mengekang ruang kreativitas bagi para seniman street art.

“Saya sependapat jika vandalisme diberantas, tetapi jangan kemudian karya street art juga ikut diberangus. Coretan-coretan yang tidak mengindahkan estetika dan cenderung mengganggu pemandangan, keindahan, bahkan keamanan memang sebaiknya dibersihkan. Namun, karya-karya street art jangan ikut dibersihkan juga dong. Ini kan namanya mengekang ruang kreativitas,” ujar Bejo, salah satu pegiat street art dari Kampung Suryoputran.

Protes lain juga terlihat melalui beberapa poster di sebelah utara perempatan Balai Kota Yogyakarta. Poster tersebut bertuliskan “Street Art Melawan”. Senada dengan karya di pojok beteng wetan, poster-poster ini juga merupakan perlawanan para seniman terhadap Gerakan Jogja Bersih Vandalisme yang dinilai memberangus kreativitas para pegiat street art.

“Saya menyayangkan bahwa Gerakan Jogja Bersih Vandalisme juga menyasar street art. Salah satu buktinya adalah adanya salah satu karya street art di perempatan Gondomanan yang ikut dihapus. Padahal street art sangat berbeda dengan vandalisme. Jika vandalisme bersifat merusak dan mengganggu, maka street art berbasis pada seni. Hanya saja memang karya street art dipenuhi dengan kata-kata perlawanan, protes, dan kritikan. Bisa jadi, ada pihak-pihak yang merasa terusik dengan kata-kata tersebut, “ ungkap Andre Anti Tank, salah satu pegiat street art.

Dihubungi terpisah, Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti mengungkapkan bahwa Gerakan Jogja Bersih Vandalisme tidak akan mengganggu aktivitas para seniman. Bahkan Haryadi berjanji bahwa pemerintah akan memberikan fasilitas bagi para seniman untuk berkarya.

“Seniman akan kami beri space sebagai kanvas untuk berkarya. Bahkan kami juga akan memberikan fasilitas berupa lomba street art,” jelas Haryadi Suyuti  

Gerakan Jogja Bersih Vandalisme dideklarasikan oleh Walikota Yogyakarta Haryadi Suyuti pada Minggu (18/5) di Parkir Senopati, Kota Yogyakarta. Gerakan yang disebut sebagai Forum Jogja Bersih Vandalisme ini dideklarasikan sehubungan dengan semakin meresahkan dan mengkhawatirkannya aksi vandalisme di Yogyakarta yang menjurus kepada gangguan ketentraman dan keamanan. Pasalnya, aksi vandalisme tersebut tidak hanya menyasar pada tembok dan pintu (rolling door) toko saja, tetapi juga rambu-rambu lalu lintas sehingga membingungkan para pemakai jalan.

Hal yang disayangkan adalah Gerakan Jogja Bersih Vandalisme ini dinilai telah mengekang kebebasan para pegiat street art karena dinilai juga menyamakan antara street art dengan vandalisme. Pasalnya, pemerintah juga ikut membersihkan karya-karya street art yang banyak tersebar di seantero Yogyakarta. Tindakan inilah yang diprotes oleh para seniman street art

Editor : Bayu Probo


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home