Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 00:01 WIB | Rabu, 28 Oktober 2020

Studi: Antibodi Virus Corona Menurun Cepat di Kalangan Penduduk Inggris

Pemandangan jalan yang tenang di Cardiff, Wales, hari Minggu (25/10/2020). Pemerintah Welsh telah memberlakukan salah satu penguncian yang paling ketat di Inggris, termasuk larangan perjalanan yang tidak penting. Di bawah aturan yang berlaku hari Jumat malam, Wales juga menutup sebagian besar bisnis dan membatasi sekolah menengah atas dengan pengajaran online. (Foto: dok. AP)

LONDON, SATUHARAPAN.COM-Antibodi terhadap virus corona baru menurun dengan cepat di pada penduduk Inggris selama musim panas, menurut temuan sebuah studi, hari Selasa (27/10). Itu menunjukkan perlindungan setelah infeksi kemungkinan tidak tahan lama dan prospek kekebalannya memudar.

Para ilmuwan di Imperial College London telah melacak tingkat antibodi pada penduduk Inggris setelah gelombang pertama infeksi COVID-19 pada Maret dan April.

Studi mereka menemukan bahwa prevalensi antibodi turun dari 6% populasi pada sekitar akhir Juni menjadi hanya 4,4% pada bulan September. Itu menunjukkan penurunan kekebalan penduduk menjelang gelombang kedua infeksi yang telah memaksa penguncian dan pembatasan lokal dalam beberapa pekan terakhir.

Meskipun kekebalan terhadap virus corona baru adalah area yang kompleks dan “keruh”, dan dapat dibantu oleh sel T, serta sel B yang dapat merangsang produksi antibodi yang cepat setelah terpapar ulang oleh virus, para peneliti mengatakan pengalaman pada virus corona lainnya bahwa kekebalan diperkirakan tidak bertahan.

“Kami dapat melihat antibodi dan kami dapat melihat mereka menurun dan kami tahu bahwa antibodi itu sendiri cukup protektif,” kata Wendy Barclay, Kepala Departemen Penyakit Menular di Imperial College London kepada wartawan.

“Berdasarkan bukti yang ada, saya akan mengatakan, dengan apa yang kita ketahui tentang virus corona lain, tampaknya kekebalan menurun pada tingkat yang sama dengan penurunan antibodi, dan ini merupakan indikasi penurunan kekebalan pada tingkat populasi.”

Mereka yang dikonfirmasi COVID-19 melalui tes PCR gold standard (standar emas) memiliki penurunan antibodi yang lebih sedikit, dibandingkan dengan orang yang tidak menunjukkan gejala dan tidak menyadari infeksi aslinya.

Tidak ada perubahan dalam tingkat antibodi yang terlihat pada petugas kesehatan, kemungkinan karena paparan virus yang berulang.

Temuan Imperial itu dirilis sebagai kertas pra cetak, dan belum ditinjau sejawat.

Barclay mengatakan bahwa berkurangnya antibodi yang cepat dari infeksi tidak selalu berimplikasi pada kemanjuran kandidat vaksin yang saat ini dalam uji klinis. “Vaksin yang baik mungkin lebih baik daripada kekebalan alami,” katanya. (Reuters)

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home