Loading...
EKONOMI
Penulis: Melki Pangaribuan 15:14 WIB | Sabtu, 31 Desember 2016

Tingkatkan Ekspor Sayur, RI Kenalkan Gado-gado ke Arab Saudi

Ilustrasi. Petani memanen talas di perkebunan kawasan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (29/12). Talas hasil panen tersebut dipasarkaan di wilayah Bogor dan Puncak dengan harga Rp 7.000-Rp 15.000 per buah. (Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya)

JEDDAH, SATUHARAPAN.COM - Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Jeddah, Gunawan mengatakan, berdasarkan data perdagangan bilateral Indonesia-Arab Saudi, beberapa komoditas dengan kode HS 07 seperti bawang putih, bawang merah, daun bawang dan sayuran sejenis lainnya banyak didatangkan dari Indonesia ke Arab Saudi.

Pada tahun 2015 nilai transaksi perdagangan untuk komoditas sayuran sebesar US$ 181.000. Sedangkan impor sayur-sayuran Arab Saudi dari seluruh dunia mencapai angka lebih dari US$ 668,5 juta.

“Artinya Indonesia hanya memasok 0,027 persen atau kurang dari 1 persen. Ini menunjukan peluang ekspor sayuran Indonesia ke Arab Saudi masih sangat besar,” kata Gunawan dalam keterangan tertulis hari Jumat (30/12)

Menurut Gunawan, kecilnya nilai ekspor Indonesia untuk komoditas sayur-sayuran dikarenakan pemerintah Arab Saudi memberlakukan peraturan yang sangat ketat mengenai standardisasi yang dikeluarkan SASO (Saudi Accreditation and Standardization Organization) dan Saudi Food and Drug Authority (SFDA).

“Semua komoditas sayuran Indonesia harus memenuhi standar jika ingin masuk ke Arab Saudi. Ini adalah tantangan dan peluang bagi Indonesia agar mampu membangun sistem traceability dan standar yang handal sehingga komoditas Indonesia mampu bersaing dengan produk sejenis dari negara kompetitor,” ujar Gunawan.

Agar lebih mengenal sayur mayur asli Indonesia, para pengusaha dan pejabat Arab Saudi disuguhi berbagai menu khas Indonesia, khususnya gado-gado.

Makanan favorit Indonesia, gado-gado, kini menjadi menu penting untuk menjamu pejabat dan para pengusaha Arab Saudi di Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah. Kuliner berbasis sayuran ini sengaja dihidangkan untuk menunjukkan bahwa Indonesia memiliki aneka sayuran segar yang layak dikonsumsi masyarakat Arab Saudi.

Gunawan mengakui, Indonesia sedang mengincar peluang ekspor sayuran dan buah-buahan ke negeri para habib ini.

Penghargaan Primaduta Award 2016

Setelah diumumkan kemenangannya pada acara Trade Expo Indonesia ke-31 Oktober silam, Pemerintah Indonesia melalui Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Jeddah menyerahkan penghargaan Primaduta Award 2016 kepada tiga perusahaan Arab Saudi di Balai Nusantara KJRI Jeddah, Rabu lalu (28/12).

Tampak hadir di acara bergengsi Primaduta Award dan Duta Niaga Award ini seperti Vice Chairman dan Sekretaris Jenderal Jeddah Chamber of Commerce and Industry (Kadin Jeddah) beserta jajaran pengurus Kadin Jeddah, penerima penghargaan Primaduta award dan Duta Niaga, tokoh masyarakat Indonesia di Arab Saudi, pejabat dari Islamic Development Bank (IDB), para pengusaha Arab Saudi yang menjadi mitra baik Indonesian Trade Promotion Centre (ITPC) Jeddah.

Penghargaan tersebut diberikan atas loyalitas, komitmen, dan kinerja mereka dalam meningkatkan volume ekspor Indonesia ke Arab Saudi. KJRI juga memberikan anugerah Duta Niaga Award 2016.

“Pemerintah Indonesia sangat mengapresiasi dan menghargai kerja keras perusahaan-perusahaan Arab Saudi yang loyal dan secara konsisten meningkatkan transaksi perdagangan di Arab Saudi dengan memberikan penghargaan Primaduta Award dan Duta Niaga Award ini,” kata Konsul Jenderal RI Jeddah, M Hery Saripudin.

Primaduta Award diberikan langsung dari Kementerian Perdagangan untuk perusahaan berkinerja sangat baik dan memenuhi nilai transaksi perdagangan yang telah ditetapkan.

Tahun ini Primaduta Award dianugrahkan kepada Muhammad Bawazir for Trading (MBT) sebagai perusahaan yang loyal dalam mempromosikan produk-produk Indonesia seperti arang, makanan dan minuman, tuna, sarden, serta produk farmasi dan alat kesehatan di Arab Saudi.

Sedangkan Duta Niaga Award merupakan penghargaan dari KJRI Jeddah yang diberikan kepada perusahaan lokal Arab Saudi untuk menjaga loyalitas dalam mengimpor komoditas dari Indonesia.

Apabila telah memenuhi ketentuan nilai transaksi perdagangan, perusahaan tersebut dapat diusulkan dalam kompetisi dan penjurian Primaduta Award. Syaratnya harus mendapatkan rekomendasi dari Chamber of Commerce and Industry (Kadin) Arab Saudi.

Tahun ini Duta Niaga Award dianugerahkan kepada Hadeel Factory yaitu perusahaan importir pulp and paper dan Al Ghammah Est yaitu perusahaan importir produk pertanian dan perkebunan dari Indonesia.

Berdasarkan data tahun 2015 nilai rata-rata transaksi Al Ghammah Est dengan pengusaha Indonesia sebesar US$ 3,5 juta per tahun atau Rp 46,55 miliar setahun.

Penyerahan dan penganugerahan penghargaan ini dikemas dalam bentuk pementasan budaya Indonesia yang didemontrasikan para pelajar Sekolah Indonesia Jeddah (SIJ). Para pelajar menampilkan tari piring sebagai pembuka acara, tari tor-tor, pencak silat, dan tari rampak sebagai penutup acara.

Selain pertunjukan budaya, para undangan juga disuguhi aneka kuliner khas Indonesia seperti sate, soto bandung, gado-gado, ikan pedas manado, sayur lodeh, dan aneka hidangan khas Indonesia lainnya.

Editor : Eben E. Siadari


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home