Loading...
RELIGI
Penulis: Prasasta 06:23 WIB | Selasa, 04 Juni 2013

WCC Adakan Seminar Eko-Teologi untuk Kelangsungan Masa Depan yang Lebih Baik

Pemuda pemudi belajar bercocok tanam sebagai bagian dari teologi lingkungan (foto: www.oikumene.org)

BOSSEY, SATUHARAPAN.COM - Sebuah seminar digelar di Institut Ekumenikal Bossey di Swiss, membahas berbagai refleksi mendalam dan beragam tentang teologi lingkungan terhadap kerusakan lingkungan dan perubahan iklim hingga akhirnya bagaimana membangun dunia yang berkelanjutan. Kontributor dalam seminar ini merupakan teolog Kristen, para aktivis dan para pemuda.

Seminar ini diorganisasi oleh World Council of Churches (WCC) atau Dewan Gereja-Gereja Dunia, program Care for Creation and Climate Justice dan Ecumenical Institute of Bossey, diselenggarakan pada 14 hingga 17 Mei 2013 serta diikuti setidaknya tiga puluh peserta dan membahas tema: “Teologi Lingkungan Sebagai Bagian Perawatan dan Menunjang Keberlangsungan Hidup untuk Masa Depan”

Pertemuan dua hari ini utamanya membahas perubahan iklim, namun fokusnya sebagai persiapan Sidang Raya Gereja-gereja Dunia ke-10 yang akan diadakan di Busan, Korea Selatan pada 30 Oktober hingga 8 November dengan tema “Tuhan Kehidupan, Bimbing Kami kepada Keadilan dan Perdamaian,” di mana hasil dari seminar ini akan dijadikan bahan bahasannya.

Ernest M. Conradie, pengajar senior bidang Agama dan Teologi Universitas Western Cape, Afrika Selatan, membuka seminar dengan mengangkat masalah eko-teologi yang selama ini menjadi perdebatan panjang selama hampir lima puluh tahun. Conradie merupakân editor tamu pada terbitan Ecumenical Review  yang menulis artikel “Ekumenikal dan Refleksi Ekologis tentang Pekerjaan Tuhan dalam Kehidupan.”

Artikel yang ditulis Conradie ini menegaskan tentang berbagai isu etika, biblika dan secara sistematis dan pastoral sebagai pergumulan iman. Artikel ini menekankan kepada kemampuan karakter orang Kristen untuk menjawab tantangan dunia dengan menerapkan teologi lingkungan.

Pada seminar tersebut, peserta yang berasal dari Afrika, Amerika, Asia, Eropa, Timur Tengah dan Pasifik masing-masing berbagi pengalaman berbagai gereja dan masyarakat menghadapi kerusakan ekologis dan perubahan iklim yang berimbas hingga ke masyarakat bawah dan bagaimana respon kebijakan pemerintah serta masyarakat internasional menyikapi perubahan lingkungan tersebut.

Editor : Yan Chrisna


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home