15.000 Delegasi akan Hadiri Pertemuan WB-IMF di Bali
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Tidak kurang 15.000 delegasi dari 189 negara diperkirakan akan menghadiri pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia (World Bank, WB) di Bali pada Oktober 2018 mendatang.
Indonesia ditetapkan menjadi tuan rumah pertemuan tahunan itu berdasarkan hasil pemungutan suara Boards of Governors kedua institusi tersebut.
Menurut laman resmi Kementerian Keuangan, 15.000 delegasi yang diperkirakan akan hadir terdiri dari Menteri keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari negara-negara anggota, delegasi dari lembaga kerja sama ekonomi global dan regional, perwakilan lembaga masyarakat sipil, kalangan swasta dan akademis, dan media dari seluruh penjuru dunia.
"Sebagai salah satu konferensi terbesar di dunia, kegiatan ini diyakini akan menarik perhatian dunia internasional dan mendorong terwujudnya pertumbuhan ekonomi Indonesia yang merata dan berkelanjutan," demikian laman Kemenkeu menjelaskan.
Pertemuan tahunan IMF-WB bertujuan untuk mendiskusikan perkembangan ekonomi dan keuangan global serta isu-isu terkini.
IMF dan World Bank setiap tahun menyelenggarakan 2 kali pertemuan yang dihadiri oleh para Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral dari 189 Negara Anggota.
Pertama, adalah Spring Meetings, yang diselenggarakan pada bulan April (in the Spring) setiap tahun.
Kedua, Annual Meetings, diselenggarakan pada bulan Oktober (in the Autumn) setiap tahun.
Annual Meetings diselenggarakan di Washington DC (untuk dua tahun berturut-turut) dan di negara anggota yang berbeda (setiap tahun ketiganya);
Pada IMF-WB Annual Meetings 2015 di Lima, Peru telah ditanda tangani “Agreement for the 2018 AM of the IMF dan the World Bank” yang menetapkan Indonesia secara resmi terpilih menjadi Tuan Rumah (Host Government) IMF-WB Annual Meetings 2018.
Indonesia berpandangan sebagai satu-satunya negara ASEAN di Forum G20, kesempatan menjadi tuan rumah IMF-WB Annual Meetings 2018 merupakan momentum untuk menunjukkan kepemimpinan di antara negara ASEAN.
Penyelenggaraan pertemuan tahunan IMF-WB diharapkan memberikan manfaat bagi Indonesia dalam berbagai bentuk.
Pertama manfaat jangka pendek, yaitu penerimaan devisa, menggerakkan ekonomi regional di bali maupun nasional dan peningkatan pendapatan dari sektor pariwisata.
Kedua, pertemuan ini juga bermanfaat sebagai peluang untuk promosi pencapaian Indonesia yang Reformed, Resilient, dan Progressive;
Ketiga, pertemuan ini merupakan peluang untuk promosi pencapaian ketahanan dan kemajuan Ekonomi Regional/ASEAN Pasca Krisis Asia;
Keempat, menunjukkan Leadership dan Komitmen Indonesia dalam pembahasan isu global.
Sedangkan dalam jangka panjang manfaat yang diharapkan adalah knowledge transfer, kerjasama ekonomi, investasi dan perdagangan, peningkatan jumlah turis dan kunjungan wisata serta perspektif positif dan posisi Indonesia yang menguat di dunia internasional.
Editor : Eben E. Siadari
Siapakah Abu Mohammed al-Golani, Pemimpin Pemberontak Yang S...
ALEPPO, SATUHARAPAN.COM-Selama belasan tahun terakhir, pemimpin militan Suriah, Abu Mohammed al-Gola...