Loading...
DUNIA
Penulis: Sabar Subekti 01:45 WIB | Sabtu, 03 Januari 2015

15.000 Orang Meninggal di Irak Akibat Konflik 2014

Perempuan Yazidi, Irak, yang berhasil melarikan dari NIIS menceritakan tentang pembunuhan dan perbudakan seks oleh kelompok NIIS. (Foto: Ist)

BAGHDAD, SATUHARAPAN.COM – Sedikitnya 15.000 orang meninggal di Irak pada tahun 2014 akibat konflik di negara itu. Demikian disebutkan pemerintah Irak, hari Kamis (1/1) seperti dikutip kantor berita AFP.

Data tersebut dikumpulkan oleh kementerian kesehatan, kementerian dalam negeri dan pertahanan, dan menyebutkan korban meninggal mencapai 15.538, dibandingkan tahun 2007 dengan korban 17.956 orang meninggal yang merupakan puncak pembunuhan dalam konflik sektarian antara Islam Sunni dan Islam Syiah.

Jumlah korban itu lebih dari dua kali lipat  dari korban meninggal pada tahun 2013, yaitu 6.522 orang.

Irak kembali pada tahun yang berdarah, ketika pemerintah kehilangan kendali atas sebagian wilayah ibu kota provinsi Anbar, Ramadi dan Fallujah, yang berada dekat dengan ibu kota Baghdad. Wilayah itu menjadi kekuatan kelompok pejuang anti pemerintah.

Kekerasan di Irak dipicu oleh pembongkaran kamp utama kelompok Sunni Arab dalam protes anti pemerintah di negara itu di dekat Ramadi pada akhir 2013.

Aksi itu menyebar ke Fallujah, dan pasukan keamanan kemudian menarik diri dari wilayah di kedua kota itu, menyebabkan mereka leluasa untuk berkuasa.

Hal itu terjadi kembali pada peristiwa bulan Juni, ketika kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) yang mempelopori serangan mujahidin secara besar-besaran, dan  pasukan keamanan mundur.

Para militan NIIS menyerbu kota terbesar kedua Irak, Mosul dan kemudian  bergerak ke arah selatan, ke Baghdad, dan menimbulkan kekhawatiran ibu kota itu akan diserang.

Gerakan kelompok NIIS dihambat, namun mereka menguasai sejumlah wilayah di lima provinsi di sisi utara dan barat ibu kota.

Gerakan NIIS pada bulan Agustus dihambat pasukan Kurdi yang kembali ke ibu kota wilayah otonomi mereka, untuk melancarkan serangan terhadap Jihadis yang dibantu serangan udara koalisi pimpinan Amerika Serikat.

Upaya yang telah dilakukan sejak diperluas untuk melatih pasukan Irak bertujuan untuk menyiapkan mereka secepat mungkin untuk bergabung dengan perang melawan ISIS.

Tentara dan polisi Irak, pasukan Kurdi, milisi Syiah dan suku Sunni telah berhasil mendapatkan kembali beberapa wilayah dari cengkeraman NIIS. Namun sebagian besar, termasuk tiga kota besar, tetap berada di luar kendali Baghdad.

Korban di Suriah

Di negara tetangga Irak, Suriah, lebih dari 76.000 orang meninggal pada tahun 2014, menurut catatan kelompok hak asasi manusia, Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia. Kelompok pemantau yang berbasis di Inggris  itu mengatakan bahwa 33.278 warga sipil termasuk di antara mereka yang menjadi korban tahun 2014.

Konflik di Suriah telah berjalan hampir empat tahun, dan dimulai dengan protes massa pada tahun 2011 yang berkembang menjadi perang saudara.

Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) pada bulan Agustus diperkirakan jumlah orang yang meninggal sejak dimulainya konflik di Suriah mencapai sekitar 191.000 orang, tetapi sejumlah lembaga aktivis mengatakan angka sebenarnya mungkin jauh lebih tinggi.


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home