Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 12:51 WIB | Jumat, 20 Januari 2023

80 Warga Mengungsi Akibat Gelombang Tinggi dan Bajir Rob di Halmahera Utara

Pembuatan tanggul penahan banjir rob darurat dari kantong berisi pasir oleh tim BPBD Kabupaten Halmahera Utara bersama TNI dan instansi terkait di Desa Wosia, Kecamatan Tobelo Tengah, Kabupaten Halmahera Utara, Kamis (19/1). (Foto: BPBD Kabupaten Talaud)

HALMAHERA UTARA, SATUHARAPAN.COM - Sebanyak 80 warga masih bertahan di lokasi pengungsian yang berada di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Higenis, Desa Wosia, Kabupaten Halmahera Utara, Provinsi Maluku Utara, sejak Rabu (18/1) malam hingga hari Kamis (19/1). Para warga tersebut masih mengungsi karena rumah mereka rusak terdampak banjir rob.

Kepala Pelaksana (Kalaksa) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Halmahera Utara, Abman, mengatakan bahwa warga diungsikan hingga beberapa waktu ke depan, mengingat gelombang air laut masih tinggi dan berpotensi terjadi rob susulan. Abman menambahkan, pihaknya akan terus memonitor kondisi cuaca dan perairan sesuai rekomendasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

"Mereka kami minta untuk tetap mengungsi sementara sampai beberapa waktu ke depan. Di samping memang karena rumah mereka rusak karena rob, kita juga tunggu informasi dari BMKG," kata Abman dikutip laman BNPB.

Pengungsian warga tersebut didirikan karena dampak dari banjir rob, bukan karena gempa bumi dengan skala magnitudo (M) 7.1 yang mengguncang wilayah itu pada Rabu (18/1) pukul 13:06 WIB, atau sesaat sebelum kemudian terjadi banjir rob. Abman juga memastikan bahwa banjir rob tersebut terjadi karena faktor cuaca, bukan dipicu oleh gempa bumi.

Situasi Kondusif

Gempa bumi M 7,1 sendiri telah menyebabkan dua unit rumah rusak di Desa Sabatai Tua, Kecamatan Morotai Selatan dan empat unit rumah rusak di Desa Sangowo Barat, Kecamatan Morotai Timur, Kabupaten Morotai.

BPBD Kabupaten Pulau Morotai saat ini telah melaporkan bahwa sedikitnya ada 24 jiwa yang terdampak gempa bumi tersebut. Tidak ada korban jiwa atas peristiwa itu, situasi sudah kondusif dan kerugian material masih dalam pendataan lebih lanjut.

Sementara itu hasil laporan sementara dari Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), gempabumi yang berpusat di 2,80 LU dan 127,11 BT itu juga dirasakan di Kabupaten Halmahera Barat dan Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara. Berikutnya Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro dan Kabupaten Kepulauan Sangihe di Provinsi Sulawesi Utara, juga melaporkan guncangan gempa bumi dengan periode waktu antara 20-25 detik.

Hingga saat ini, BMKG mencatat ada sebanyak 31 gempa bumi susulan dengan skala M 3,8 sampai dengan M 5,3 yang berpusat tak jauh dari lokasi episentrum gempa utama.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home